kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimalkan produksi, Wamen ESDM minta Saka Energy kurangi dead stock


Minggu, 09 September 2018 / 08:48 WIB
Optimalkan produksi, Wamen ESDM minta Saka Energy kurangi dead stock
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat kunjungan ke Saka Energi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - GRESIK. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT Saka Energi Indonesia (Saka) untuk bisa memaksimalkan potensi. Salah satunya dengan mengurangi sisa minyak bumi yang tak terambil pompa (dead stock).

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menilai pengurangan dead stock sangat penting guna mengoptimalkan hasil produksi agar bisa meningkatkan manfaat dan nilai keekonomian. Apalagi di tengah kebutuhan minyak yang semakin mendesak.

“Kita ingin stok-stok yang selama ini diam di tangki itu bisa dibersihkan, bisa dijual, sehingga Sehingga stok yang selama ini diam bisa bermanfaat,” kata Arcandra saat mengunjungi Onshore Processing Facility (OPF) Saka Energi di Wilayah Kerja Blok Pangkah, Gresik Jawa Timur, Sabtu (8/9).

Arcandra bilang, jumlah dead stock yang ada di tangki pengolahan cukup besar, bisa mencapai 15%-20%. Secara keseluruhan,total dead stock di Indonesia bisa mencapai 3,6 juta barel.

Dalam kunjungan tersebut, Arcandra didampingi oleh tim dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM. “Kita ingin cari persoalan dan pemecahannya, apakah itu dari sisi teknikal maupun komersial,” kata Arcandra.

Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengungkapkan, ada sekitar 20% operasional stok yang belum bisa diambil dari tangki. Saat ini, proses pembersihan tangki tengah dilakukan.

“Kita sekarang lagi bersihkan tangki-nya. Ini baru pertama kali dibersihkan setelah 10 tahun,” ungkap Tumbur.

Saka Energi sudah menjadi operator Blok Pangkah sejak tahun 2014, dengan masa kontrak hingga Mei 2026. Saat ini, produksi rata-rata Saka Energi di blok ini mencapai sekitar 10.500 barrels oil equivalent per day (BOEPD).

Produk minyak mentah dikapalkan melalui Maspion Jetty dan produk gas alam dialirkan ke PLN PJB Gresik yang berjarak 9 kilometer (km) dari lokasi pengolahan di OPF. Sedangkan sebagian gas di-extract menjadi LPG dengan produksi sekitar 130 MT dan dijual ke Pertamina.

Terkait dengan kontrak yang habis pada tahun 2026, Tumbur bilang, pihaknya berminat untuk melakukan perpanjangan. Saka tengah menunggu pembukaan waktu evaluasi dan pengajuan oleh Kemenetrian ESDM. Saat ini anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk ini memiliki hak kelola 100%.

“Belum diajukan, nanti baru boleh pada Desember ini. Belum pernah perpanjangan, biasanya 20 tahun,” imbuh Tumbur.

Saka tentu berkepentingan untuk bisa mengamankan blok ini. Apalagi, setelah ditemukannya cadangan baru di sumur eksplorasi Tambakboyo atau TKBY-2 yang berjarak 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform B (WHP-B) di Wilayah Kerja Pangkah. 

Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi tentu bisa meningkatkan skala ekonomian. Sumur Eksplorasi TKBY-2 yang dibor Saka di lepas pantai utara Jawa Timur telah mencapai kedalaman akhir pada 9.500 kaki.

Eksplorasi sumur TKBY-2 ini juga menjadi pembahasan Arcandra saat melakuka kunjangan. Bahkan, Arcandra bilang, pihaknya mendorong percepatan pengembangan potensi di blok ini. “Kita mendorong agar lapangan ini harus tetap dikembangkan. Tadi kita juga berdiskusi tentang langkah-langkah yang dibutuhkan Saka supaya lapangan Tambak boyo bisa dipercepat,” ungkapnya.

Arcandra meminta agar Saka bisa cepat melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi. Terutama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Angkatan Laut dan Dirjen Perhubungan Laut. Melalui SKK Migas, Arcandra menyebut pihaknya akan membantu agar proses perijinan bisa lekas dituntaskan. “Yang jelas kita sangat mendorong adanya discovery yang baru ini, apalagi kemungkinan besar (hasilnya) akan signifikan. (Targetnya) As soon as practicle. Kita mendorong secepatnya,” ungkap Archandra.

Sedangkan menurut Tungguh, untuk bisa sampai ke tahap berproduksi, akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Hal itu menurutnya akan dilakukan seiring dengan optimasi terhadap fasilitas produksi yang sudah ada, sejalan dengan tingkat keekonomian dari Wilayah Kerja Pangkah.

Sebagai informasi, Saka Energi memiliki 12 hak partisipasi di blok migas. Selain Pangkah, blok yang telah berproduksi ialah Ketapang, Bangkanai, Bakau, Southeast Sumatera, dan Muriah. Sedangkan satu blok Shale gas berada di Amerika Serikat. Sedangkan wilayah kerja yang dikelola Saka sebagai operator dengan kepemilikan 100% hak partisipasi ada di Pangkah, South Selulu, Wokam II, Pekawai dan West Yamdena.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×