Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta International Container Terminal berusaha mengoptimalkan layanannya melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan di Tanah Air.
Direktur Utama PT JICT, Ade Hartono mengatakan sebagai upaya untuk mempercepat proses bongkar muat peti kemas, JICT akan memakai sistem terintegrasi yaitu NGen. Hal ini sebagai bagian dari Hutchison Port, NGen dipakai di semua pelabuhan Hutchison Port Holding (HPH) di seluruh dunia.
“Sistem ini memungkinkan dilakukan remote atau ROC. Sehingga apabila terjadi masalah manpower di suatu pelabuhan, bisa di backup dari pelabuhan HPH yang lain,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (17/6).
Baca Juga: Pengusaha minta BPJPH segera tetapkan tarif layanan penunjang sertifikasi halal
Sebagai informasi, JICT adalah terminal petikemas pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi ISPS Code di Indonesia, artinya JICT di percaya oleh internasional sebagai tempat bersandar kapal kapal luar negeri karena aman.
Ade menjelaskan efisiensi di JICT sudah dimulai ketika pelanggan akan melakukan pembayaran biaya ekspor impor. Melalui penerapan sistem billing online di terminal JICT, yang telah terhubung dengan layanan online baik melalui aplikasi Web Billing (WEBI) maupun melalui Mobile Apps berbasis Android, pengguna jasa tidak perlu datang ke pelabuhan.
“Para pengguna jasa yang telah terkoneksi dengan WEBI maupun Mobile Apps tersebut dapat melakukan pembayaran melalui Bank Mandiri, BRI, BNI dengan menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM), mini ATM maupun internet banking,” jelasnya.
JICT juga sudah dilengkapi JICT Auto Gate System (JAGS) untuk mengefektifkan penanganan peti kemas yang keluar masuk terminal menggunakan truk. Saat ini JICT 12.000 truk telah terdaftar dan JICT telah mengeluarkan kartu Truck Identification (TID) kepada perusahaan truk untuk akses ke terminal. Sehingga sistem ini secara signifikan dapat mengurangi waktu transaksi di gerbang dan waktu tunggu di area parkir.
Baca Juga: Revisi Pergub, tarif parkir mobil di Jakarta bisa tembus Rp 60.000 per jam
Menurut Ade, dengan adanya penerapan operasional yang efektif dan efisien, serta dilengkapi sistem yang mutakhir, terbukti mampu meningkatkan kapasitas penanganan tahunan terminal JICT menjadi 2,8 juta TEUs.
Adapun, per bulan Mei 2021 arus peti kemas di JICT tercatat 807,239 TEUs. Hingga akhir tahun lalu, JICT merupakan pemegang 42% Market Share di Seluruh terminal petikemas Internasional di Tanjung Priok.
Selanjutnya: Mendorong energi bersih melalui dekarbonasi sektor transportasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News