Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. OXO Group Indonesia memandang tahun 2024 merupakan momentum untuk ekspansi meningkatkan kapasitas perusahaan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan ini siap memanfaatkan memomentum untuk naik level menjadi World-class Boutique Developer.
Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia mengatakan, setiap proyek hunian yang dikembangkan OXO Group harus berstandar internasional dan bisa diterima bukan hanya untuk pasar domestik, namun juga pasar global.
Pada Juni mendatang, OXO Group berencana meluncurkan proyek terbaru di daerah Nyanyi, Bali, senilai Rp 500 miliar. “Proyek terbaru kami ini akan mewakili gaya desain terbaru dan filosofi OXO Living yang menganut paham lifestyle real estate,” kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (15/3).
Dia menuturkan, proyek teranyar itu akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare (ha) di bagian utara Canggu dan akan merangkum sekitar 36 unit vila luas dengan kolam pribadi dan dilengkapi beragam fasilitas umum.
Baca Juga: Hadir di Bali, OXO Group Fokus Garap Properti Konsep Boutique Lifestyle
Ia menambahkan, lokasi proyek hunian terbaru ini terletak tepat di depan Nuanu City, sebuah proyek seluas 50 hektare yang akan menjadi The Next Big Thing di Bali setelah Canggu dalam 2 – 3 tahun ke depan. Dan semua penghuni proyek hunian ini nantinya bisa menikmati fasilitas yang dimiliki oleh Nuanu City.
Saat ini, OXO Group Indonesia telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp 700 miliar, terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
Johannes menjelaskan, masifnya pariwisata di Bali mendorong perkembangan properti di kawasan ini. Menurutnya, kawasan pariwisata Pulau Dewata tidak lagi didominasi oleh area-area yang sudah terkenal, seperti Kuta, Ubud, Sanur, Seminyak, Canggu, dan Uluwatu, namun kini telah merambah ke bagian barat mengarah ke utara Bali, termasuk Seseh, Kedungu, Cemagi, dan Tabanan.
Sementara itu, konsultan properti Knight Frank menyatakan Bali merupakan salah satu dari sepuluh destinasi pilihan investasi orang kaya sebagai rumah kedua. Riset ini juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 7,5% sejak tahun 2021, dengan rata-rata okupansi yang terus meningkat hingga mencapai 75%, membuat investasi di Bali sangat menarik.
Baca Juga: ONE Global Resort Gandeng OXO Living Mengembangkan Properti di Bali
“Hal yang perlu dipahami bersama adalah, saat ini Pulau Dewata sedang mengalami perubahan lanskap industri properti, dan kini tren Neo-Luxury telah menciptakan celah pasar baru di Industri properti Indonesia. Dan kekuatan utama OXO Group Indonesia adalah kami bisa mengikuti tren pasar baru tersebut,” katanya.
Dia menerangkan, Neo Luxury memandang kemewahan tidak lagi dibatasi oleh material bahan bangunan yang digunakan—misalnya marmer—namun lebih kepada value, desain, kepraktisan, experience, dan gaya hidup berkelanjutan.
Menurutnya, OXO Group Indonesia merupakan perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang. “Kami bahkan telah menerapkan Zero Waste dalam setiap proyek properti kami, dan kami telah melakukan semua hal tersebut sejak awal kami berdiri,” pungkas Johannes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News