Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan baja asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company atau Posco, telah menentukan waktu pembangunan pabrik baja kedua mereka di Indonesia. Jika tak ada aral melintang, pabrik tersebut akan mereka bangun pada 2017.
Pembangunan pabrik kedua ini dilakukan lewat PT Krakatau Posco, anak usaha Posco dengan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Jika sesuai rencana, pabrik tersebut akan membuat produk baja untuk kebutuhan industri otomotif, elektronik, serta produk baja untuk industri pengeboran minyak. "Kami memperkirakan pabrik kedua ini siap beroperasi tiga tahun setelah pembangunan (2020)," jelas Christiawaty Ferania Keseger, Corporate Secretary Krakatau Posco, kepada KONTAN, Rabu (24/12) yang lalu.
Untuk pembangunan pabrik kedua tersebut, perseroan ini akan mengalokasikan investasi senilai US$ 3 miliar–US$ 3,3 miliar. Adapun lokasi pabriknya berdekatan dengan pabrik pertama PT Krakatau Posco di Cilegon, Banten.
Sebagai informasi, porsi kepemilikan saham PT Krakatau Posco saat ini 30% dipegang oleh Krakatau Steel, sedang Posco sebesar 70%.
Rencana investasi pabrik tahap kedua ini muncul lantaran mereka melihat cerahnya peluang pertumbuhan pasar baja di Indonesia. Dalam hitung-hitungan Krakatau Posco, kebutuhan baja Indonesia akan naik menjadi 27 juta ton pada 2025. "Kenaikan kebutuhan baja industri Indonesia jangan sampai dipasok oleh baja impor. Sebaiknya dipasok oleh pabrik baja di dalam negeri," ujar Christi.
Untuk pabrik kedua, perusahaan ini memiliki rencana produksi 3 juta ton baja per tahun. Adapun produk yang akan diproduksi terdiri dari baja hot-rolled dan cold-rolled. Selain itu mereka juga mengolah galvanized steel untuk otomotif dan elektronik. Produksi pabrik kedua ini fokus ke produk baja hilir.
Apabila nanti sudah bisa beroperasi secara penuh, Krakatau Posco berencana membidik 60% hasil produksi untuk mengisi pasar baja dalam negeri; lalu 40% sisanya akan diekspor ke Asia Tenggara dan negara lainnya. Untuk segmen penjualan yang direncanakan adalah: segmen baja otomotif, elektronik, pipa untuk pengeboran minyak.
Adapun sumber bahan baku pabrik kedua berasal dari slab baja yang diproduksi pabrik pertama Krakatau Posco. Bahan baku slab baja itu berasal dari batubara dan bijih besi yang diolah blast furnace. Sebagian produk ini masih impor dan sebagian lagi dipasok dari dalam negeri.
Sebagaimana diketahui, sebelum memutuskan menambah barik baru, Posco sempat menyatakan keberatan dengan pemberlakuan pasar eksklusif baja di Batam. Sebab, di wilayah free trade zone (FTZ) tersebut membolehkan atau bebas mengimpor baja, termasuk baja yang diduga melakukan dumping.
Kementerian Perindustrian telah menanggapi keluhan Posco ini dan berjanji mengakomodasinya. Saat ini pemerintah sedang meninjau ulang aturan tata niaga baja di wilayah Batam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News