Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lokalisasi baterai menjadi hal yang krusial dalam menekan harga mobil listrik di Indonesia. Diharapkan para pelaku usaha otomotif dapat lebih gencar lagi dalam berinvestasi mengembangkan baterai mobil listrik di dalam negeri.
Sebagai informasi, Hyundai Motor Group bersama LG Energy Solution resmi membuka pabrik sel baterai lokal melalui perusahaan patungan mereka, PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power pada Rabu (3/7) lalu.
Pabrik ini berlokasi di Karawang New Industry City, Jawa Barat, dan telah menyerap investasi tahap pertama sebesar US$ 1,22 miliar dengan kapasitas produksi 10 gigawatt hour (GWh). Untuk tahap kedua, HLI Green Power menggelontorkan investasi senilai US$ 2 miliar untuk kapasitas 20 GWh.
Alhasil, total investasi pabrik ini mencapai US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 52,16 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.300 per dolar AS).
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, secara teknis baterai merupakan komponen termahal dari mobil listrik, yakni sekitar 30%-40% dari total biaya produksi kendaraan tersebut. Dengan adanya pabrik baterai lokal, ketergantungan impor berkurang, sehingga biaya produksi mobil listrik dapat ditekan.
Dia menjelaskan, pabrik baterai yang terintegrasi dengan pabrik mobil listrik akan memangkas biaya logistik yang sebelumnya dikeluarkan untuk pengiriman baterai dari luar negeri. Kemudian, produksi baterai dalam skala besar di dalam negeri akan menciptakan nilai tambah dari segi ekonomi. Hal ini akan membuat biaya produksi per unit baterai menjadi lebih murah.
Baca Juga: Pabrik Baterai Hyundai LG Beroperasi PLN Siapkan Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Jadi, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mobil listrik Hyundai akan meningkat drastis, sehingga mobil tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif dari pemerintah yang pada akhirnya dapat menurunkan harga jual," ujar dia, Jumat (5/7).
Dia menambahkan, investasi pabrik baterai mobil listrik perlu digencarkan oleh produsen otomotif lainnya. Tujuannya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, menciptakan keunggulan kompetitif, memperkuat kemandirian industri, dan membuka peluang mereka untuk memanfaatkan dukungan pemerintah.
Di sisi lain, produsen otomotif di Indonesia perlu terus berinvestasi dalam rangka penelitian dan pengembangan untuk memastikan teknologi baterai yang digunakan tetap relevan dan kompetitif. Pasalnya, teknologi baterai mobil listrik terus berkembang pesat, sehingga pihak produsen perlu meningkatkan riset untuk memastikan teknologi baterai yang digunakan tetap relevan, aman, dan kompetitif.
"Mengingat biaya terbesar ada pada baterai, memang idealnya para produsen otomotif tersebut berkolaborasi dengan pabrik yang ada, sehingga terjadi win-win solution yang menguntungkan semuanya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News