Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
"Kami tetap menjalani prolong inspection yang ditetapkan oleh produsen manufaktur selama pandemi Covid-19. Dan prolong inspection tetap dilakukan kendati pesawat dalam keadaan tidak terbang akibat Pandemi," katanya.
Wayan menjelaskan bahwa prolong inspection dilakukan pada beberapa aspek, seperti mesin, kabin hingga sistem pesawat. Hal tersebut bertujuan menjaga pesawat tetap layak terbang, sesuai dengan aircraft manual masing-masing pesawat.
Pengecekan dan perawatan dilakukan agar saat pesawat kembali mengudara, pengguna dapat merasa nyaman dan aman. Pesawat akan dipersiapkan dalam 2-3 hari, sebelum siap kembali mengudara.
"Jadi, pesawat akan kita ambil dari storage 2-3 hari sebelumnya. Kita cek semua, baik dari mesin, kabin hingga sistemnya. Hal ini kami lakukan gar pesawat itu tetap aman dan nanti pada saat dipakai sudah reliable," katanya.
Baca Juga: KNKT menyigi sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ182, ini alasannya
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan bahwa pihaknya tetap konsisten dalam melakukan perawatan pesawat. Hal tersebut tetap dilakukan meski dalam masa pandemi Covid-19 membuat banyak pesawat tidak dioperasikan karena menurunnya penumpang.
"Konsistensi ini dijalankan sesuai dengan standar keselamatan manufaktur pesawat dan regulasi keselamatan penerbangan. Dan Garuda Indonesia juga mengupayakan hal tetsebut secara menyeluruh dan berlapis. Hal tersebut harus dilakukan dalam menjalankan prosedur inspeksi dan perawatan armada secara komprehensif," katanya.
Irfan juga mengungkapkan, hal tersebut sejalan dengan upaya menghadirkan pengalaman penerbangan yang aman dan nyaman serta yang terutama keselamatan penumpang.
Dia menegaskan, Garuda Indonesia senantiasa mengedepankan komitmen keselamatan sebagai prioritas utama dalam seluruh lini operasionalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News