Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wacana pemerintah untuk memperluas pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) properti tak mengganggu target PT Pakuwon Jati Tbk. Manajemen perusahaan ini masih mempertahankan target pendapatan pra penjualan alias marketing sales 2015 sebesar Rp 3,4 triliun.
Target marketing sales tersebut lebih besar 9,68% ketimbang realisasi marketing sales tahun lalu yang sebesar Rp 3,4 triliun. Pertimbangan Pakuwon hingga kini pemerintah belum memastikan berlakunya beleid baru itu. Karena itu, Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati Ivy Wong memastikan bisnis Pakuwon masih jalan sesuai rencana.
Sekadar mengingatkan, pemerintah sedang mewacanakan memperluas pengenaan PPnBM properti. Dari semula berlaku bagi rumah dengan harga Rp 10 miliar ke atas menjadi Rp 2 miliar ke atas.
Meski begitu, manajemen Pakuwon sudah memiliki strategi jika wacana tersebut benar-benar menjadi regulasi pemerintah. Perusahaan berkode PWON di Bursa Efek Indonesia itu berencana membangun properti dengan harga di bawah Rp 2 miliar. Hanya saja manajemen perusahaan itu belum mengungkapkan detail persentase rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar dari total rumah tahun yang akan mereka bangun.
Pakuwon hanya memastikan tak akan kesulitan menyediakan lahan untuk merealisasikan pembangunan rumah tersebut. Perusahaan itu menunjuk lahan di sekitar Pakuwon City dan Grand Pakuwon yang ada di Surabaya, Jawa Timur. "Bisnis kami fleksibel karena lahan di Surabaya cukup besar dan kami bisa menambah lagi karena di sekitarnya masih ada puluhan hektare," ujar Ivy kepada KONTAN, Senin (27/4).
Selain menyiasati potensi pemberlakuan perluasan objek PPnBM, Pakuwon akan tetap melanjutkan dua strategi. Pertama, mengulik pendapatan dari penjualan produk baru alias development revenue. Perusahaan itu sedang ngebut menyelesaikan sejumlah proyek pada semester
I-2015.
Beberapa proyek itu adalah apartemen dan perkantoran di Superblok Tunjungan City, apartemen di Superblok Supermal Pakuwon Indah dan apartemen Edu City. Ada pula hunian residensial Pakuwon City dan apartemen di Superblok Kota Kasablanka. Target Pakuwon adalah menyelesaikan proyek itu di semester I kemudian memasarkannya mulai kuartal III-2015.
Pendapatan berimbang
Kedua, menggenjot pendapatan berulang atawa recurring income. Sumber pendapatan berulang perusahaan itu adalah pusat perbelanjaan ritel Tunjungan Plaza V dan hotel Four Points di Superblok Tunjungan City, Ascott Service Apartment di kawasan Supermal Pakuwon Indah dan Sheraton Hotel di Gandaria City.
Ada pula sumber pendapatan dari PT Pakuwon Permai yang mengoperasikan tiga pusat perbelanjaan yakni Blok M Plaza di Jakarta, Supermal Pakuwon Indah di Surabaya dan Royal Plaza di Surabaya. Tiga pusat perbelanjaan itu membikin luas area yang bisa disewakan alias net leasable area pusat perbelanjaan Pakuwon meningkat dari 334.000 meter persegi (m²) menjadi 512.000 m².
Pakuwon menargetkan tahun ini pendapatan berulang dan pendapatan dari penjualan produk baru berkontribusi seimbang. Perusahaan itu juga memprediksi pendapatan dari proyek area Surabaya lebih besar ketimbang Jakarta. "Karena di Surabaya banyak variasi produk," alasan Ivy.
Sepanjang kuartal I-2015, Pakuwon meraih marketing sales Rp 1,2 triliun. Itu berarti perusahaan itu masih harus mengejar target marketing sales Rp 2,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News