Reporter: Ario Fajar |
JAKARTA. Bisnis waralaba di Indonesia bisa dikatakan tidak pernah mati. Data dari Asosiasi Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) mencatat setidaknya ada 1000 waralaba yang ada tahun ini. Jumlahnya meningkat 7% dari tahun lalu (franchisor/pengusaha yang tumbuh) dan melonjak 12% (yang bermitra bisnis/franchise). Tak heran, pertumbuhan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dengan laju pertumbuhan bisnis waralaba tercepat di dunia.
Maka dari itu, PT Panorama Convex Indah akan menyelenggarakan Franchise & License Indonesia (FLI) Expo ke-8 tanggal 12-14 November di Jakarta Convention Center mendatang. Pameran ini diklaim akan menjadi barometer perkembangan industri waralaba di Indonesia dan tempat yang tepat untuk menemukan peluang bisnis bagi para calon investor.
Viny, Project Manager Panaroma Convex menargetkan pameran kali ini akan menyedot setidaknya 20.000 pengunjung; dengan 70% nya diproyeksikan yang akan menjadi potential investor atau mitra bisnis waralaba. Pameran tahun lalu hanya menggaet 15000 pengunjung dengan investor potensial 50-60%.
Pameran kali ini menampilkan 150 usaha waralaba dan lisensi seperti food and beverages (F&B) (50%), sisanya diikuti health care, retail/minimarket, otomotif dan pendidikan. Sejumlah peserta datang dari luar negeri. Contohnya Bob Pop oleh Deli Manjoo (Korea), Marimari Ice Cream (Malaysia) dan Walt Disney (Amerika Serikat).
“Kami tetap mengandalkan usaha kuliner ( F&B) karena prospek cukup cerah, selain itu ada health care seperti binsis spa yang juga sedang naik daun baik lokal ataupun untuk luar negeri, “ ujar Viny kepada KONTAN di Jakarta, Rabu (3/11).
Dalam pameran ini pelaku usaha akan menawarkan nilai investasi kisaran Rp 8 juta hingga miliaran rupiah, tergantung usaha yang ingin dimitrakan. Contohnya, melalui produk Yogu Buzz yang akan menawarkan investasi sebesar Rp 380 juta untuk bermintra dengan PT Visi Boga Berjaya (Sour Sally). Nilai tersebut sudah termasuk biaya lisensi, peralatan dan bahan olahan.
Bersaing di pasar global
Kepala Komite Waralaba dan Lisensi Nasional Indonesia KADIN (Chairman, National committee on Franchise & License), sekaligus Ketua Umum Asosiasi Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Amir Karamoy berharap pameran ini bisa dimenjadi ajang unjuk gigi untuk waralaba di Indonesia agar bisa bersaing dipasar global. “Jangan waralaba asing saja yang terus masuk ke Indonesia, kita juga harus ekpansi keluar negeri,” tandasnya.
Amir juga berharap, para pengusaha juga harus mampu mengembangkan usahanya hingga menjadi bisnis yang menjanjikan seperti Alfamart, Indo Mart, Yomart, Kimia Farma, Century Health Care, Cipaganti, Baba Rafi, Mister Baso, dan Sour Sally. “Kami berharap waralaba lokal terus tumbuh dan bisa eksis dinegara-negara lain,” katanya.
Saat ini katanya, ada 40% waralaba asing dari total 1000 waralaba yang ada di Indonesia, sisanya dikuasai produk lokal. Selain itu 60% dari total usaha didominasi oleh sektor kuliner, sisa health care, kecantikan, dan ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News