kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.576.000   -14.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.778   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Pamor Nikel Indonesia Dinilai Masih Terang untuk Jangka Panjang, Ini Alasannya


Rabu, 24 Januari 2024 / 16:24 WIB
Pamor Nikel Indonesia Dinilai Masih Terang untuk Jangka Panjang, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Tambang Nikel PT Hillcon


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

“Kalau sudah ada ekosistem EV akan jadi daya tarik sendiri, entah mereka bikin baterai LFP prosesnya di Indonesia boleh saja karena berdekatan dengan industrinya,” jelasnya. 

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto menilai baterai LFP bisa menjadi alternatif jika sewaktu-waktu pasokan nikel susut dan berimbas pada harganya yang melonjak tinggi. 

“Kalau nikelnya susah, nanti bagaimana keberlanjutan baterai kendaraan listrik. Teknologi terus berkembang dicari teknologi apapun yang bisa sebagai alternatif dan lebih murah,” ujarnya ditemui di lokasi yang sama. 

Dia pun tidak menampik Indonesia dapat mengembangkan baterai berbasis lithium. 

“Hanya saja ini kan perlu investasi, perlu keseriusan dan studi supaya permintaan dan ketersediaan industrinya juga ada,”

Menurutnya, jika tidak ada permintaan untuk apa membangun pabrik yang memproduksi LFP. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×