Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona mempengaruhi aktivitas bisnis pelaku industri kapal dalam hal ini sektor pelayaran dan perkapalan.
Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto menjelaskan kondisi pandemi Corona memang mengubah aktivitas investasi kapal baru bagi beberapa sektor anggota INSA. "Terutama yang terkena dampak parah seperti sektor kapal penumpang, kapal Roro," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/6).
Baca Juga: Pengusaha desak pemerintah tambah besaran stimulus untuk menangani dampak covid-19
Adapun sektor lainnya, diakui Carmelita adalah sektor kapal yang menjalankan kegiatan offshore. Sektor ini terpengaruh karena melemahnya harga minyak dunia yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas pengeboran lepas pantai.
Lantas, sektor lain di luar itu, ada juga pelaku industri yang melakukan investasi kapal baru. Carmelita menyatakan pertimbangannya yakni peluang usaha atau permintaan pelanggan untuk suatu kontrak angkutan seperti muatan curah.
Namun, Carmelita menegaskan kebanyakan pelaku industri pelayaran masih menunggu atau wait and see. Lantas, kondisi wait and see dari pelaku industri pelayaran tentu berpengaruh pada industri perkapalan dalam hal ini galangan kapal.
Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) proyeksikan kinerja industri galangan kapal di sepanjang tahun ini akan minus. Penyebabnya, bisnis galangan kapal yaitu pembuatan kapal dan reparasi turun.
Baca Juga: INSA mengeluhkan penangkapan kapal di laut semakin marak akhir-akhir ini
"Sampai dengan saat ini, hampir tidak ada sama sekali order pembuatan kapal baru dari pihak swasta. Sedangkan order dari dari angkatan laut untuk kebutuhan pertahanan, maupun dari BUMN juga menurun," jelasnya.
Meski demikian, Eddy mengungkapkan untuk sektor reparasi terjadi penurunan tapi tidak sedrastis pembuatan kapal baru. Penyebab penurunannya, ada sebagian kapal yang menunda proses docking, kebanyakan dari swasta. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi yang melandai akibat pandemi Corona.
Segendang sepenarian, pengusaha galangan kapal, PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) menyatakan pandemi Corona berdampak pada kegiatan operasional yang mengalami penghentian di divisi pembangunan kapal.
Sekretaris Perusahaan KPAL, Mulyadi Chandra dalam keterbukaan informasi (5/6) menjelaskan pandemi Corona membuat kegiatan operasional Perseroan mengalami penghentian di Pontianak, Kalimantan Barat. Padahal, awalnya sebelum pandemi Corona, galangan kapal di Pontianak direncanakan dapat mulai berproses sejak kuartal I 2020.
Baca Juga: Akibat corona, harga batubara diprediksi bisa anjlok ke bawah US$ 60 per metrik ton
"Oleh karenanya seluruh rencana kegiatan pembangunan kapal dari calon pemesan dihentikan sementara sampai dengan waktu yang belum dapat ditentukan," jelasnya dalam keterangan resmi.
Lantas untuk kegiatan operasional di divisi perbaikan dan pemeliharaan kapal yang berlokasi di Pontianak dan penyewaan kapal dari entitas anak masih beroperasi. Namun, divisi ini hanya berkontribusi sebesar 38,55% ke pendapatan konsolidasi di 2019. Namun sayang, saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Steadfast Marine belum bisa memberikan banyak komentar dan proyeksi kinerjanya di sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News