Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Meski tak menyebut secara detail lokasinya, namun Alfon mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada dua titik penyalur tambahan BBM Satu Harga yang siap beroperasi. "Pasti melihat perkembangannya seperti apa, dan kami monitoring per region dari ketersediaan dan distribusinya. Yang sudah ready ada dua," jelas Alfon.
Sementara itu, Ibnu kembali menegaskan bahwa di tengah pandemi ini pihaknya memastikan ketersediaan dan pasokan BBM tetap terjaga, termasuk juga yang terkait dengan keberlangsungan program BBM Satu Harga. "BPH Migas memastikan stok dan penyaluran BBM di masing-masing daerah tetap terjaga. Setiap hari Senin BPH Migas tetap mengadakan rapat monitoring dan evaluasi program melalui teleconference," sebutnya.
Baca Juga: Bantu masyarakat miskin, pemerintah disebut harus utamakan penanggulangan corona
Sebagai informasi, program BBM Satu Harga mulai diberlakukan sejak 10 November 2016 saat diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan secara nasional.
Di tahun 2017 BBM Satu Harga tersebar di 57 lokasi penyalur, dan bertambah 74 titik pada tahun 2018 dan 39 titik penyalur di 2019. Total, saat ini ada 170 titik penyalur yang terdiri dari 160 penyalur dari PT Pertamina (Persero) dan 10 penyalur dari PT AKR Corporindo Tbk.
Dari 170 titik penyalur yang saat ini ada, rinciannya 31 titik penyalur tersebar di Sumatera, 3 titik penyalur di Jawa dan Madura, 2 di Bali, 25 di NTT dan NTB, 42 titik penyaluran di Kalimantan, 17 titik penyalur di Sulawesi, dan 50 titik penyalur di Maluku dan Papua.
Adapun untuk tahun ini, ditargetkan akan ada tambahan 83 titik penyalur yang tersebar di Sumatera (13 titik penyalur), NTB (5 titik), NTT (16 titik), Kalimantan (13 titik), Sulawesi (7 titik), Maluku dan Maluku Utara (15 titik), serta Papua dan Papua Barat (14 titik penyalur).
Baca Juga: Pengamat: Dampak pelemahan rupiah ke harga BBM bisa diantisipasi dengan efisiensi
Sebelumnya, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengungkapkan sejumlah kendala dalam implementasi program BBM Satu Harga. Antara lain yang terkait dengan faktor keamanan di beberapa lokasi, ketersediaan akses dan infrastruktur sehingga menimbulkan kesulitan saat pendistribusian BBM, serta ketidakseragaman sistem perizinan dari pemerintah daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News