kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi corona menghambat tambahan penyalur program BBM Satu Harga


Rabu, 25 Maret 2020 / 20:17 WIB
Pandemi corona menghambat tambahan penyalur program BBM Satu Harga
ILUSTRASI. Dok Pertamina Titik BBM Satu Harga diresmikan di Distrik Mapia. Pandemi corona menghambat tambahan penyalur program BBM satu harga.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona menimbulkan efek gulir ke sejumlah sektor, termasuk membuat penurunan harga minyak mentah dunia serta melemahkan nilai tukar Rupiah. Di tengah pandemi ini, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga terus berjalan, meski tambahan penyalur menemui hambatan.

Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar menyampaikan, pembangunan penyalur ada yang mengalami penundaan hingga waktu yang masih belum ditentukan. Sayangnya, Ibnu tidak secara detail menyampaikan alasan penundaan maupun berapa titik penyalur yang menemui kendala.

Baca Juga: BP optimistis proyek Tangguh Train 3 kelar tepat waktu

Hanya saja, Ibnu mengatakan bahwa pihaknya masih mengejar penambahan titik penyalur sesuai rencana awal, sehingga belum ada perubahan target titik penyaluran. Hingga tahun lalu, total penyaluran BBM Satu Harga mencapai 170 titik.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan tambahan 83 titik lokasi penyalur. Dengan begitu, target 500 titik BBM satu harga pada tahun 2024 diharapkan tetap akan terkejar.

"Untuk program BBM Satu Harga tetap berjalan, namun pembangunan penyalur ditunda sampai situasi membaik. Sesuai dengan rencana 500 penyalur akan dibangun hingga 2024. Untuk tahun ini belum ada rencana pembatalan pembangunan penyalur," ungkap Ibnu saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/3).

Dihubungi terpisah, Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak mengungkapkan, salah satu kendala penambahan titik penyalur BBM Satu Harga adalah masalah perizinan. Menurutnya, dampak pandemi corona telah memperlambat proses perizinan.

Baca Juga: Asosiasi: Corona hingga pelemahan rupiah berdampak ke proyek panas bumi

"Program BBM Satu harga tetap berjalan, meski demikian dalam hal perizinan karena ada pandemi Covid-19 agak melambat, namun kami rapat jalan terus untuk monitor perkembangannya melalui video conference," ungkap Alfon.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa pihaknya masih mencermati perkembangan terkini perihal dampak yang ditimbulkan Corona. Khususnya mengenai monitoring dari aspek ketersediaan dan pendistribusian BBM.

Meski tak menyebut secara detail lokasinya, namun Alfon mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada dua titik penyalur tambahan BBM Satu Harga yang siap beroperasi. "Pasti melihat perkembangannya seperti apa, dan kami monitoring per region dari ketersediaan dan distribusinya. Yang sudah ready ada dua," jelas Alfon.

Sementara itu, Ibnu kembali menegaskan bahwa di tengah pandemi ini pihaknya memastikan ketersediaan dan pasokan BBM tetap terjaga, termasuk juga yang terkait dengan keberlangsungan program BBM Satu Harga. "BPH Migas memastikan stok dan penyaluran BBM di masing-masing daerah tetap terjaga. Setiap hari Senin BPH Migas tetap mengadakan rapat monitoring dan evaluasi program melalui teleconference," sebutnya.

Baca Juga: Bantu masyarakat miskin, pemerintah disebut harus utamakan penanggulangan corona

Sebagai informasi, program BBM Satu Harga mulai diberlakukan sejak 10 November 2016 saat diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan secara nasional.

Di tahun 2017 BBM Satu Harga tersebar di 57 lokasi penyalur, dan bertambah 74 titik pada tahun 2018 dan 39 titik penyalur di 2019. Total, saat ini ada 170 titik penyalur yang terdiri dari 160 penyalur dari PT Pertamina (Persero) dan 10 penyalur dari PT AKR Corporindo Tbk.

Dari 170 titik penyalur yang saat ini ada, rinciannya 31 titik penyalur tersebar di Sumatera, 3 titik penyalur di Jawa dan Madura, 2 di Bali, 25 di NTT dan NTB, 42 titik penyaluran di Kalimantan, 17 titik penyalur di Sulawesi, dan 50 titik penyalur di Maluku dan Papua.

Adapun untuk tahun ini, ditargetkan akan ada tambahan 83 titik penyalur yang tersebar di Sumatera (13 titik penyalur), NTB (5 titik), NTT (16 titik), Kalimantan (13 titik), Sulawesi (7 titik), Maluku dan Maluku Utara (15 titik), serta Papua dan Papua Barat (14 titik penyalur).

Baca Juga: Pengamat: Dampak pelemahan rupiah ke harga BBM bisa diantisipasi dengan efisiensi

Sebelumnya, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengungkapkan sejumlah kendala dalam implementasi program BBM Satu Harga. Antara lain yang terkait dengan faktor keamanan di beberapa lokasi, ketersediaan akses dan infrastruktur sehingga menimbulkan kesulitan saat pendistribusian BBM, serta ketidakseragaman sistem perizinan dari pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×