Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
SINGAPURA. Harga kontrak jagung menguat untuk hari keduanya hari ini sebagai bentuk kekhawatiran hujan yang turun terus menerus di AS mengakibatkan penundaan panen jagung. Sehingga, potensi penurunan hasil panen pun sulit dihindari.
Harga kontrak pengiriman jagung pada Juli 2011 naik 0,9% menjadi US$ 7,3625 per bushel di Chicago Board of Trade pada pukul 14:41 waktu setempat. Harga kontrak teraktif mencapai dua kali lipat dari tahun lalu dan pada 11 April 2011 harga sempat menyentuh U$ 7,8875 per bushel yang menjadi harga tertinggi sejak Juni 2008.
"Seretnya pasokan jagung ditambah cuaca buruk yang akan menunda panen akan membuat harga komoditi ini merangkak naik," ujar Luke Mathews analis komoditi Commonwealth Bank of Australia.
USDA melaporkan, pada awal Mei 2011 panen jagung di As baru sekitar 13%. Padahal biasanya sejak 2006 hingga 2010, pada periode waktu yang sama panen jagung sudah mencapai 40%.
Akibatnya, persediaan jagung pun diprediksi melorot 16% menjadi 122,4 juta metrik ton saja pada tahun pemasaran saat ini. Sementara prediksi permintaan jagung meningkat 2,8% menjadi 838,3 juta ton dibanding tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News