Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Industri otomotif yang memproduksi mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC) mulai gelisah. Sebab, penjualan mobil yang mengaspal mulai 2013 itu mulai terlihat melambat di awal 2015.
Sinyal perlambatan penjualan itu terlihat menurunnya pangsa pasar LCGC sejak November 2014-Februari 2015. Jika di November 2014 pangsa pasar penjualan LCGC sampai 16,7%, di Februari 2015 pangsa pasarnya turun 13,4%.
Dari lima pabrikan yang memproduksi LCGC, hanya Daihatsu Ayla, dan Suzuki Karimun Wagon yang membukukan kenaikan penjualan. Pabrikan lain turun.
Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor salah satu APM yang produksi LCGC menduga, penurunan penjualan karena penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan pelbagai kebutuhan pokok lain. "Kenaikan penjualan mobil dari LCGC tidak terjadi, karena daya beli turun signifikan," kata Jonfis ke KONTAN, Rabu (8/4).
Di segmen LCGC, Honda punya produk Brio Satya yang terjual 2.973 unit di November 2014. Namun di Februari 2015, penjualan Brio Satya turun 57,5% menjadi 1.262 unit.
Tak hanya LCGC merek Honda yang gelisah melihat penurunan pangsa LCGC ini. Hana Maharani, Head of Communication PT Nissan Motor Indonesia selaku APM yang memasarkan LCGC Datsun mengeluhkan hal serupa. "Kami harap pasar LCGC seperti tahun lalu," kata Hana.
Jongkie D. Sugiharto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjelaskan, semula pelaku industri berharap pangsa pasar mobil multi purpose vehicle (MPV) beralih ke mobil LCGC. Namun proyeksi tersebut meleset. "Masalahnya ada pada daya beli yang turun, sekarang orang memilih beli beras daripada beli mobil," jelas Jongkie.
Jongkie tak bisa memastikan, kapan pangsa pasar LCGC bisa naik lagi. Ia Cuma berharap, pada semester II nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat lagi. Jika ekonomi tumbuh, maka penjualan mobil juga bisa tumbuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News