Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tak ada yang menyangka nilai tukar rupiah bakal jatuh sampai di atas level Rp 13.000 per dollar. Begitu pun para agen pemegang merek (APM).
Dengan menurunnya nilai tukar rupiah, para APM bakal semakin sulit merealisasikan target penjualan mobilnya. "Karena ada penurunan daya beli,” kata Budi Nur Mukmin, General Marketing Strategy and Communication PT Nissan Motor Indonesia (NMI).
Untuk menjaga daya beli tersebut tetap ada, NMI pun berusaha agar tidak menaikkan harga jual produknya. Salah satunya yaitu dengan mengefisienkan ongkos produksi.
Selain itu, untuk menarik minat konsumen agar mau membeli, NMI juga melakukan penyegaran pada beberapa varian mobilnya. Setelah penyegaran Juke di awal tahun, Nissan juga memperbarui mobil MPV kelas atas mereka yaitu Serena.
"Mobil-mobil Low MPV juga akan turun (penjualan). Yang naik kemungkinan LCGC. Nah, untuk High-MPV (Serena) ini perkiraan kami pasarnya stabil, masih ada peluang," tuturnya.
High-MPV diperkirakan stabil karena konsumen yang disasar tidak sensitif terhadap pelemahan rupiah. Peluang inilah yang dimanfaatkan NMI. Saat ini New Serena dijajakan dengan harga mulai Rp 359 juta hingga Rp 419 juta.
Budi bilang dengan kemunculan New Serena ini, pihaknya berharap produk ini berkontribusi minimal sekitar 3.000-4.000 unit di tahun ini.
Sedangkan untuk Datsun, produk LCGC yang ada di bawah kendali NMI, terus menunjukkan peningkatan penjualan. Tiap bulannya NMI bisa menjual 2.000-3.000 unit Datsun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News