Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten biro perjalanan wisata PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) menilik peluang pertumbuhan bisnis positif selama tahun 2023.
Sekretaris Perusahaan PANR AB Sadewa menyatakan bahwa di tahun ini pihaknya melihat banyak kesempatan untuk terus mengejar bisnis ke arah normalisasi atau kembali seperi kondisi pra-pandemi.
"Peluangnya dari pent-up demand yang begitu kuat kami rasakan, baik untuk inbound tourism, outbound, dan juga wisata domestik," ungkap Sadewa, saat dihubungi Kontan.co.id, kemarin.
Sadewa belum bisa memerinci lebih jauh perihal target bisnis yang dibidik selama 2023. Namun dia sedikit memberi gambaran apa saja rencana kerja perseroan untuk memaksimalkan bisnisnya tahun ini.
Salah satu strategi tersebut yakni menangkap secara maksimal peluang pent-up demand dengan produk perjalanan dan liburan (inbound, outbound, domestic) yang diinginkan oleh market.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Turun, Begini Pendapat Panorama Sentrawisata (PANR)
Meski pent-up demand ini bisa menjadi peluang bagi perseroan untuk meningkatkan bisnis, tantangan juga sebenarnya datang dari kondisi tersebut.
Menurut Sadewa, tantangannya adalah bagaimana perseroan harus menjaga demand yang meningkat ini diimbangi dengan produk dan capacity di sisi ekosistem pariwisatanya. "Contohnya seat capacity tahun lalu masih kurang," sambungnya.
PANR belum merilis secara resmi laporan keuangan tahun buku 2022. Namun, sepanjang Januari-September 2022 PANR berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha yang signifikan 347% menjadi Rp 846,75 miliar.
Capaian tersebut sukses memangkas kerugian PANR menjadi hanya Rp 9,27 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan tercatat mencapai Rp 102,58 miliar.
Sadewa menerangkan, kinerja positif perseroan pada tahun lalu mulai terjadi memasuki semester II-2022. Faktor pendorongnya adalah antusiasme market untuk bepergian baik dari sisi retail maupun corporate, ditambah situasi pembatasan yang semakin longgar sejak April tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News