kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Para pedagang mengeluh tiga bulan terakhir gula hilang dari pasar, ada apa?


Jumat, 06 Maret 2020 / 16:36 WIB
Para pedagang mengeluh tiga bulan terakhir gula hilang dari pasar, ada apa?
ILUSTRASI. White sugar products are placed for sale at a supermarket in Beijing, China September 4, 2017. Picture taken September 4, 2017. REUTERS/Jason Lee


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjual sembako di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan stok persediaan gula pasir yang menipis dan sulit dicari. Siswanto, salah satu penjual sembako mengatakan bahwa kelangkaan gula pasir sudah dirasakan selama sebulan terakhir. 

"Gula pasir yang kiloan itu lagi susah barangnya sudah sebulan ini. Kalau kita minta satu ton paling dikasihnya tiga kuintal," kata Siswanto di lokasi, Jumat (6/3/2020). 
Siswanto menambahkan, saat kiriman gula pasir lama dan sulit dicari, dirinya harus keliling ke agen-agen gula agar stok gula pasir tercukupi. 

Baca Juga: RNI mengajukan izin impor gula mentah 250.000 ton

"Kita kalau dari sananya tidak dikasih, ya kita keliling di sini cari agen-agen. Otomatis harga juga naik kita ambil (tambah untung) seribu dua ribu mah ada," ujar Siswanto.  

Supri, penjual lainnya mengatakan, selain gula pasir, gula dalam kemasan juga stoknya sulit dicari."Paling parah gula kemasan itu, sudah tiga bulan stok gula pasir kemasan susah banget. Kadang tidak dikirim dari pabriknya dari distributor," ujar Supri. 

Adapun harga gula pasir kiloan di Pasar Kramat Jati, yakni Rp 17.000 per kilogram. Normalnya harga gula pasir kiloan, yakni Rp 14.000 per kilogram. 

Penyebab harga gula melonjak 

Asosiasi Gula Indonesia menyatakan bahwa belum mulainya masa tanam tebu, juga menjadi salah satu penyebab kelangkaan gula. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, langkanya gula di pasaran disebabkan karena menurunnya produksi tahun 2019.

Baca Juga: Empat olahraga ringan yang cocok untuk pekerja kantoran

Akibatnya, harga gula pun turut naik sesuai mekanisme pasar. 

"Ya sebenarnya karena produksi gulanya dari yang 2019 kemarin turun. Jadi ada penurunan produksi hampir sekitar 15%-20% sehingga stok 2019 untuk mengisi stok 2020 tidak berlanjut," kata Roy kepada Kompas.com, Selasa (3/3/2020). 

Di sisi lain, masa panen yang lebih lambat dari perkiraan turut mempengaruhi ketersediaan gula di pasaran. Roy menyebut, melambatnya masa panen karena faktor cuaca yang tidak menentu, di samping belum meratanya panen di beberapa daerah. 

"Masa panen itu kan April. Tapi memang akan bergeser satu sampai dua minggu dari akhir April," ucap Roy. 

Tapi dia memastikan, ketersediaan gula bisa kembali normal saat memasuki bulan suci Ramadan karena pemerintah telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bahan pangan, salah satunya gula. 

Baca Juga: Stok gula pasir tinggal 386.065 ton, ini penyebab harga terus menanjak

"Notabene-nya tentu akan tiba sebelum masa panen sehingga dapat dipastikan sebelum masa panen saat memasuki bulan suci ramadhan kita sudah normal kembali," ucap dia. 

Belum lagi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 14 Tahun 2020 tentang Ketentuan Impor Gula. (Dean Pahrevi)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjual Menjerit, Sudah 3 Bulan Gula dalam Kemasan Hilang dari Pasar"
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×