Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan, tidak ada revisi megaproyek 35.000 Megawatt. Dengan kepastian itu, independent power producer (IPP) kini mulai bergairah kembali membenamkan investasinya di proyek kelistrikan itu.
Seperti diketahui, sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli berniat merevisi program kelistrikan menjadi 16.000 MW. Namun, Menteri ESDM Sudirman Said membantah ada revisi. Bahkan, akhir pekan lalu, Sudirman mengumpulkan para investor agar tetap berinvestasi dalam program 35.000 MW.
Direktur Operasional IPP PT Sumberdaya Sewatama Suryantoro Prakoso mengatakan, pihak swasta memang memerlukan kejelasan dalam hal target pembangkit listrik yang hendak dibangun. Hal ini untuk pertimbangan melanjutkan atau tidak investasi dalam proyek tersebut. "Yang menjadi concern kami itu kepastiannya saja, karena listrik, kan, investasi jangka panjang. Kalau memang sudah dipastikan, ya, kami dukung," ujar Suryantoro kepada KONTAN, Minggu (13/9).
Sewatama, kata dia, tengah mengikuti tiga sampai empat tender proyek pembangkit. Proyek incaran Sewatama merupakan pembangkit berbahan bakar gas dan batubara. Sementara untuk kapasitasnya, mulai dari 100 MW sampai 200 MW. "Ada juga yang lebih besar dari kapasitas tersebut, seperti tender pembangkit di Aceh yang berkapasitas 400 MW," ujar dia.
Untuk membangun pembangkit, Suryantoro menyebut, pihaknya memerlukan waktu bervariasi, misal untuk pembangkit listrik menggunakan gas, dibutuhkan waktu konstruksi 15-24 bulan, di luar waktu pembebasan lahan. Sementara untuk pembangunan pembangkit berbahan bakar batubara diperlukan waktu lebih lama, yaitu mencapai lebih dari 36 bulan, di luar proses pembebasan lahan.
Dengan waktu yang cukup panjang tersebut, Suryantoro menyebut, perusahaannya sudah menyiapkan pendanaan yang cukup. Meski tak mau menyebutkan nilainya, Sewatama akan berkomitmen jika berhasil memenangkan tender. "Begitu kami memiliki keinginan ikut tender, tentunya kami sudah menimbang dan pilih yang cocok, baik dari segi arahan Sewatama dan kapabilitas pendanaan dan finansial," katanya.
Dengan komitmen tersebut, Sewatama pun tengah menanti keputusan pemerintah dalam hal pemenang tender pembangkit. Sampai saat ini, Sewatana juga masih menantikan pengumuman pemenang tender dari PLN.
Chief Financial Officer (CFO) PT Paiton Energy Syakib Bafaqih mengatakan, perusahaannya mengincar pembangunan proyek Jawa 5 dengan kapasitas 2x1000 MW. "Bahkan Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan, program ini akan di-update pada akhir 2015. Suatu perencanaan yang bagus, dan kami investor berharap implementasinya di lapangan juga demikian," ujar Syakib.
Sudah komitmen
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, dari program kelistrikan 35.000 MW, pihak swasta sudah berkomitmen membangun pembangkit sebesar 17.000 MW. Dari seluruh komitmen itu, sebanyak 10.000 MW akan menandatangani perjanjian jual beli listrik tahun ini dan sisanya 2016.
Alhasil, sisa yang belum ada komitmen dari program listrik 35.000 MW sebesar 18.000 MW, namun sebesar 5.000 MW-10.000 MW akan dibangun oleh PLN. Alhasil, sisanya hanya tinggal sekitar 8.000 MW yang belum ada peminatnya dari pihak swasta. "Ini kami masih dalam tahap tender," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News