kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar ban terus tumbuh, Cabot perbesar produksi


Jumat, 22 Juni 2012 / 07:01 WIB
Pasar ban terus tumbuh, Cabot perbesar produksi
ILUSTRASI. Nasabah mengamati kinerja produk unitlink salah satu asuransi jiwa?di Jakarta, Senin (30/11). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Tendi Mahadi |

JAKARTA. PT Cabot Indonesia, produsen karbon hitam, berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga hampir dua kali lipat di tahun ini. Permintaan karbon hitam yang masih tinggi di dalam negeri mendorong perusahaan untuk berekspansi.

Direktur Cabot Gerry Howan menyatakan, kapasitas perusahaannya saat ini baru sebesar 150.000 ton per tahun. Nantinya perusahaan bisa menghasilkan karbon hitam sebanyak 290.000 ton per tahun. "Kami akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan hingga hampir dua kali lipat," kata Gerry. Untuk merealisasikannya, Cabot mengalokasikan investasi sebesar US$ 100 juta.

Cabot Indonesia sendiri adalah anak usaha dari Cabot Corporation asal Amerika Serikat. Cabot memproduksi karbon hitam yang sebagian besar digunakan sebagai bahan pelentur ban kendaraan bermotor. Karbon hitam Cabot juga dijual kepada produsen tinta, penguat cat, selang, tali kipas kendaraan, dan industri lainnya.

Menurut Gerry, hasil peningkatan kapasitas produksi sepenuhnya akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Namun demikian, hingga saat ini Cabot masih mengandalkan impor untuk mendapatkan kebutuhan bahan baku karbon hitam. Namun mulai 2013, Cabot akan mendapat pasokan bahan baku dari PT Krakatau Steel.

Tahun lalu, Cabot Indonesia juga telah menanamkan investasi sebesar US$ 10 juta. Investasi itu untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik di Merak hingga sebesar 20%. Selain pabrik di Merak, Cabot juga punya pabrik di Cilegon.

Trennya terus naik

Permintaan karbon hitam di dalam negeri, kata Gerry mencapai 230.000 ton per tahun. Namun, kebutuhan sebesar itu tak dapat dipenuhi dari industri karbon hitam dalam negeri. Saban tahun industri mengimpor sekitar 90.000 ton karbon hitam per tahun.

Ia memprediksi, tren permintaan karbon hitam akan terus meningkat mengikuti perkembangan industri otomotif, khususnya industri ban. Setidaknya dalam tiga tahun ke depan, permintaan karbon hitam bakal terus tumbuh hingga mencapai 300.000 ton per tahun.

Prediksi ini didukung oleh gencarnya perusahaan ban menanamkan investasi baru di Indonesia. PT Astra Otoparts, misalnya, tengah membangun pabrik ban sepeda motor dengan menggandeng perusahaan ban internasional Pirelli. Nilai investasinya mencapai US$ 120 juta

Pabrik ban yang direncanakan mulai berproduksi pada 2014 ini, untuk tahap pertama akan menghasilkan 2 juta unit ban per tahun. Pada tahap kedua di 2016, Pirelli akan memproduksi 7 juta unit ban per tahun atau 25% dari total produksi Pirelli di seluruh dunia.

Selain itu, produsen ban asal Korea Selatan, Hankook Tire Co, Ltd juga menyiapkan investasi sebesar US$ 1,1 miliar hingga 2018. Mereka membangun pabrik ban berkapasitas produksi 18 juta unit ban per tahun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×