kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar belum berkembang, produksi sorgum masih kecil


Rabu, 16 Maret 2011 / 06:00 WIB
Pasar belum berkembang, produksi sorgum masih kecil
ILUSTRASI. Gerai Xiaomi.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Produksi salah satu tanaman pangan alternatif, sorgum, di Indonesia masih kerdil. Deddy Dwi Sulistiadi, Kepala Sub Direktorat Serealia Lainnya Kementerian Pertanian (Kementan), mengatakan rata-rata produksi sorgum secara nasional hanya sekitar 4.000 - 6.000 ton per tahun.

Tahun lalu, kementan sebenarnya sudah menyiapkan 7.000 hektare lahan dengan kapasitas 3 ton per hektare atau secara keseluruhan 21.000 ton. Jumlah ini meningkat drastis dari 2009 yang waktu itu hanya seluas 2.300 hehktare, dengan produksi 6.172 ton. Kenyataannya, realisasi produksi tahun lalu jauh dari harapan. "Produksi yang termonitor oleh kita hanya 3.000 - 6.000 ton," ujar Deddy kepada KONTAN, Selasa (15/3).

Deddy bilang, masih minimnya daerah produksi sorgum menjadi penyebabnya. Hingga saat ini, daerah yang melakukan penanaman sorgum hanya 5 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi ini cukup ironis mengingat sorgum sudah dikenal di Indonesia sejak puluhan tahun lalu. "Masyarakat kita lebih memilih menanam padi atau tanaman pangan lain, seperti jagung," jelas Deddy.

Faktor pasar yang belum berkembang juga turut menyebabkan mandegnya produksi sorgum. Ronnie S. Natawidjaja, Direktur Pusat Kajian Agribisnis Universitas Padjajaran, mengatakan industri makanan belum memiliki teknologi yang bagus untuk mengolah sorgum menjadi bahan baku produknya. "Industri sudah sangat ketergantungan pada gandum, sehingga belum siap untuk mengolah bahan baku alternatif," kata Ronnie.

Jelas Ronnie, sorgum memang tidak bisa menggantikan gandum secara keseluruhan. Namun setidaknya, penggunaan sorgum sebagai bahan baku dapat mengurangi gandum hingga 30%.

Chris Hardijaya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APBI) menyatakan, pelaku industri sebenarnya sudah menjajaki penggunaan sorgum sebagai substitusi gandum. Namun, produksi sorgum secara nasional masih sedikit, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari masyarakat di sekitar perkebunan. "Untuk menopang kebutuhan industri masih belum memungkinkan, sehingga kami belum mencoba penggunaan sorgum," jelas Chris.

Pengusaha bakery juga khawatir penggunaan sorgum bakal menurunkan mutu produknya. Chris mencontohkan, pengusaha bakery di Afrika Selatan ada yang pernah menggunakan sorgum sebagai campuran gandum. Ternyata, produk bakery yang dihasilkan kurang bagus. "Kami tidak mau ambil risiko jika sampai menurunkan mutu produk," tandas Chris.

Produksi 2011 bakal digenjot

Kementan bakal lebih serius membudidayakan sorgum di tahun ini. Deddy bilang, kementan menargetkan luas lahan tanam sorgum sebanyak 8.500 hektare dengan kapasitas produksi sebanyak 25.500 ton. Selain itu, kementan juga bakal menambah unit lahan percobaan (denfarm) sorgum sejumlah 8 unit menjadi 18 unit.

Adapun satu unit denfarm memiliki luas 10 hektare dengan kapasitas produksi 100 ton. Denfarm ini tidak hanya disebar di 5 provinsi yang sudah memproduksi sorgum. "Kita juga bakal membuat denfarm di Aceh," kata Deddy.

Ronnie bilang, potensi sorgum di Indonesia sangat besar mengingat iklim Indonesia sangat cocok. Sorgum juga salah satu tanaman yang tidak mengenal musim alias bisa ditanam di segala musim. Bahkan, saat musim kering berkepanjangan pun, sorgum masih bisa tumbuh. "Kalau terus digiatkan, saya yakin akan maksimal," jelas Ronnie.

Chris menambahkan, pengusaha tidak menutup kemungkinan untuk menjajaki penggunaan sorgum. Syaratnya, produksi mencukupi dan ada teknologi untuk mengolah sorgum. "Itu kan bahan alternatif, kalau memungkinkan kita akan coba," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×