kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pasar Ekspor Garmen dan Sepatu Susut, Wamenaker Imbau Industri Tak Lakukan PHK


Senin, 31 Oktober 2022 / 06:23 WIB
Pasar Ekspor Garmen dan Sepatu Susut, Wamenaker Imbau Industri Tak Lakukan PHK
ILUSTRASI. Suasana di pabrik alas kaki PT Sepatu Cemerlang Kreasi yang memproduksi sepatu merek Andre Valentino, Elle Paris dan Studio Nine Kampung Cukanggalih, Curug Tangerang, Banten,


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengungkapkan, pihaknya mendapatkan informasi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan beberapa perusahaan sektor garmen dan sepatu yang sudah mengurangi penjualan ekspornya.

“Karena resesi pabrik sepatu dan garmen ekspornya berkurang. Pengurangan penjualan ekspor sebanyak 50% di sepatu dan 30% di garmen,” jelasnya saat di Cikini, Minggu (30/10).

Baca Juga: Tahun 2023, Bisnis Industri Tekstil dan Produk Tekstil Diprediksi Masih Apes

Afriansyah menegaskan, pihaknya berpesan agar perusahaan di sektor garmen dan sepatu jangan mengurangi jumlah karyawan, tetapi melakukan strategi efisiensi jam kerja. “Tetap tidak dkeluarkan tetapi jam kerja diefesiensi,” ujarnya.

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, industri garmen dibuat cemas setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik tekstil Kahatex di Sumedang, Jawa Barat sebanyak 900 karyawan.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menyatakan, fenomena PHK yang terjadi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri tak lepas dari imbas pelemahan pasar TPT global.

Ini mengingat negara seperti Amerika Serikat dan di kawasan Eropa mengalami perlambatan ekonomi sehingga permintaan ekspor ke sana ikut mengalami penurunan yang cukup dalam.

Di dalam negeri, kinerja sektor TPT juga mulai terjadi perlambatan. Selain akibat dari belum stabilnya daya beli masyarakat, juga karena membanjirnya produk impor ke pasar domestik.

Baca Juga: Bisnis Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Masih Menantang pada Tahun Depan

API sendiri memperkirakan kinerja industri TPT pada tahun 2023 akan lebih lemah dibandingkan dengan kondisi sampai kuartal keempat tahun ini. Ancaman resesi global pun turut menghantui industri TPT di dalam negeri. “Jadi, kami harus menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×