kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Pasar Maskapai Penerbangan Ketat, Begini Pandangan Pengamat Penerbangan


Selasa, 19 November 2024 / 17:51 WIB
Pasar Maskapai Penerbangan Ketat, Begini Pandangan Pengamat Penerbangan
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nz. Pengamat penerbangan Alvin Lie menuturkan bahwa pangsa pasar maskapai penerbangan domestik saat ini masih didominasi oleh Lion Air Group.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat penerbangan Alvin Lie menuturkan bahwa pangsa pasar maskapai penerbangan domestik saat ini masih didominasi oleh Lion Air Group. 

Kepada Kontan, Alvin menuturkan, berdasarkan kinerja tiap maskapai penerbangan domestik di tahun 2023, jumlah penumpang yang diangkut oleh Lion Air adalah 27,7% dari total pangsa pasar. 

"Besaran tersebut sebenarnya pun turun dibandingkan dengan periode 2 tahun sebelumnya, sebab pada 2022 ada di posisi 33,2%,"' paparnya kepada Kontan, Selasa (19/11). 

Ia melanjutkan, bila dijabarkan kembali posisi Lion Air memimpin sebesar 27,7% diikuti Batik Air sebesar 16,3%, Pelita Air sebesar 15,5% dan Wings Air sebesar 5% sehingga mencapai pangsa pasar Lion Air Group adalah sebesar  64,5%. 

Sementara itu, Garuda Indonesia hanya memiliki pangsa pasar sebesar 9,6% dan Citilink 12%, sehingga jumlah Garuda Group hanya 26%. Sisanya menjadi porsi dari maskapai lain dengan nilai yang lebih kecil. 

Baca Juga: INACA Sebut Lion Air Group Masih Mendominasi Pangsa Pasar Penerbangan Domestik

Alvin menyatakan bahwa posisi pangsa pasar Lion Air yang berada di atas 60% didorong oleh strategi menggunakan 4 maskapai penerbangan berbeda.

"Memang posisi Lion Air Group berada di atas 60%  itu menunjukan strategi menggunakan 4 airlines yang masing-masing memiliki karakter berbeda dengan market share yang berbeda pula," jelasnya. 

Namun Alvin menilai hal tersebut bukanlah monopoli sebab pasar maskapai penerbangan domestik memiliki pemain yang banyak.  

Dia menilai persaingan di industri maskapai penerbangan yang ketat saat ini, tidak lagi dilihat dari harga mengingat hampir tiap maskapai memberlakukan harga yang tidak jauh berbeda. Hal ini merupakan salah satu imbas dari ketiadaan revisi Tarif Batas Atas (TBB) dan Tarif Batas Bawah (TBB) dalam 5 tahun terakhir. 

Dengan begitu, persaingan antar maskapai penerbangan saat ini lebih dilihat adalah rute dan jadwal perjalanan yang ditawarkan, persepsi penumpang terhadap maskapai penerbangan, terutama mengenai ketepatan jadwal  penerbangan, hingga pelayanan bagasi. 

"Saat persaingan harga, antar satu sama lain tidak banyak berbeda, maka hal itu yang menjadi membedakannya," imbuh Alvin. 

Alvin juga memberikan pendapat bahwa kehadiran BBN Airlines, maskapai asing yang baru saja masuk ke pasar Indonesia masih memiliki imbas yang kecil terhadap pasar maskapai secara keseluruhan. 

"BBN Airlines ini masih sangat kecil, pesawat hanya 3 dan rute yang ditawarkan teratas, sehingga saat ini dampaknya belum terasa," ujarnya. 

Baca Juga: Rapor Merah Kinerja Maskapai Penerbangan

Selanjutnya: Hingga Oktober 2024, KAI Logistik Kelola lebih dari 22 Juta Ton

Menarik Dibaca: Yogyakarta Diramal Hujan pada Siang Hari, Simak Prakiraan Cuaca Besok!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×