kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar mobil diperkirakan masih akan lesu hingga penghujung semester I


Selasa, 26 Mei 2020 / 17:27 WIB
Pasar mobil diperkirakan masih akan lesu hingga penghujung semester I
ILUSTRASI. Petugas membersihkan debu pada badn mobil Deretan mobil di ruang pamer Auto2000 Menara Astra, Jakarta, Selasa (16/7). Pasar mobil nasional diperkirakan masih akan lesu hingga penghujung semester I 2020. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/16/07/2019


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil dalam negeri diperkirakan masih akan lesu hingga penghujung semester pertama tahun ini. Dalam hal ini, wacana relaksasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperkirakan tidak akan banyak memengaruhi permintaan mobil.

Seperti diketahui, belakangan muncul wacana pemberlakuan pelonggaran kebijakan PSBB. Pemerintah sendiri dikabarkan tengah melakukan berbagai macam kajian dan penelitian sebagai bentuk persiapan relaksasi PSBB.

Baca Juga: Bisnis Putra Mandiri Jembar (PMJS) terpapar penyebaran covid-19

Asal tahu saja, menurut catatan Kontan.co.id (21/5), sebelumnya kebijakan PSBB sempat diduga menjadi salah satu faktor penyebab anjloknya pasar otomotif di bulan April. Asal tahu saja, pada bulan April 2020 lalu  total penjualan ritel mobil secara nasional di dalam negeri hanya tercatat sebesar 24.276 unit. Padahal, sebelumnya penjualan ritel nasional di pasar domestik tercatat mencapai 80.622 unit.

Sejalan dengan hal ini, total penjualan ritel mobil secara nasional di empat bulan pertama anjlok menjadi sebesar 243.634 unit. Sebelumnya, penjualan ritel nasional tercatat mencapai 340.85 unit di periode yang sama tahun lalu.

"Penurunan penjualan mobil ini disebabkan karena wabah corona dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikindo, kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, wacana relaksasi PSBB diperkirakan tidak serta merta mampu mengungkit permintaan mobil di pasar domestik. Anton Jimmi Suwandi selaku Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, selain dipengaruhi PSBB, tinggi rendahnya permintaan mobil bergantung pada beberapa hal seperti misalnya perekonomian nasional, kemudahan pengajuan kredit kendaraan bermotor ke pihak perusahaan pembiayaan (leasing), dan sebagainya.

Baca Juga: Mitsubishi tebar promo, cicilan Xpander mulai Rp 3 jutaan hingga bunga 0%

Anton sendiri mengaku masih mengkaji bagaimana perkembangan kedua faktor lainnya tersebut pada sisa dua bulan terakhir di semester pertama tahun ini. Oleh karenanya di tengah ketidakpastian tersebut, pihaknya saat ini memfokuskan perhatian untuk menjaga perolehan pangsa pasar ritel alih-alih mengejar target volume penjualan.

“Target kita adalah posisi nomor satu dengan marketshare yang cukup baik di atas 31%,” ujar Anton saat dihubungi oleh Kontan.co.id pada Selasa (26/5).




TERBARU

[X]
×