Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menimbang kemungkinan untuk kembali merevisi target penjualan pada tahun ini. Sikap ini didasarkan pada realisasi penjualan hingga bulan Agustus 2020 yang dinilai belum sesuai ekspektasi.
Seandainya jadi dilakukan, masih belum terang seberapa besar dan kapan revisi target penjualan akan dilakukan. “Kami kan harus bekerja dengan asumsi-asumsi, soal kapan dan asumsi-asumsi mana yang mesti kami pakai, itu yang belum kami tentukan,” ujar Staf Ahli Gaikindo, Stefanus Soetomo pada acara Kompas Talks bertemakan Strategi Industri Otomotif Bangkitkan Pasar Pasca Pandemi yang dihelat secara virtual pada Kamis (17/9).
Sebelumnya Gaikindo merevisi target penjualan tahun ini dari semula 1,05 juta unit menjadi 600.000 unit pada semester I 2020 lalu. Maklum, realisasi penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) saat itu anjlok mulai bulan April 2020 setelah pandemi corona (covid-19) merebak di Indonesia, jauh dari rata-rata wholesales per bulan yang biasanya berkisar 85.000 unit-90.000 unit per bulan pada kondisi normal.
Mengintip data Gaikindo, angka realisasi total wholesales nasional di pasar domestik pada bulan April 2020 memang hanya tercatat hanya mencapai 7.686 unit, sementara di bulan Mei, realisasi wholesales nasional di bulan Mei merosot lebih dalam ke angka 3.551 unit. Artinya, baik realisasi wholesales di bulan April maupun Mei 2020 sama-sama tidak mencapai 10% dari angka rata-rata wholesales per bulan dalam kondisi normal.
Baca Juga: PPN Mobil Baru Dihapus, Saham Otomotif hingga Multifinance Bakal Ketiban Berkah
Penyebabnya diduga cukup kompleks dan dipengaruhi banyak faktor, mulai dari daya beli dan motivasi untuk membeli kendaraan yang menurun sebagai imbas pandemi corona, hingga transaksi penjualan secara tatap muka yang menjadi sulit akibat penerapan PSBB. Gaikindo kala itu menilai bahwa target penjualan sebesar 600.000 unit merupakan angka yang ideal dan masih realistis untuk dikejar sampai tutup tahun dengan asumsi pandemi sudah mulai mereda di bulan Juni-Juli 2020.
Dengan asumsi tersebut, Gaikindo memproyeksi angka penjualan mobil di bulan Agustus akan berada di kisaran 75%-80% dari angka rata-rata penjualan per bulan di kondisi normal. Tapi, hingga Agustus 2020 lalu, realisasi penjualan mobil nasional masih berada di bawah ekspektasi Gaikindo seiring penanganan pandemi yang belum tuntas.
Berdasarkan data Gaikindo, wholesales mobil nasional pada bulan Agustus 2020 baru mencapai 37.291 unit, sementara penjualan ritelnya mencapai 37.655 unit. “Penjualan Agustus wholesales dan retail kurang lebih sama, itu 37.000, masih jauh dari angka 80.000, jadi kemungkinan besar sih kami harus merevisi angka (target) 600.000,” ujar Stefanus.
Baca Juga: Astra International (ASII) memproyeksikan penjualan mobil akan turun 40%-45% di 2020
Meski begitu, Stefanus optimistis pasar otomotif di Indonesia memiliki kecenderungan untuk pulih secara cepat setelah mengalami krisis. Syaratnya ada dua, yaitu adanya stimulus-stimulus dari pemerintah yang dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan pelanggan dalam membeli mobil, serta strategi penjualan yang menarik dari pihak agen pemegang merek kendaraan (APM).
Sebagai informasi, penjualan kumulatif wholesales mobil nasional di pasar domestik sepanjang Januari-Agustus 2020 mencapai 323.507 unit, atau turun 51,3% dibanding realisasi wholesales pada periode sama tahun lalu yang mencapai 664.134 unit.
Sementara itu, akumulasi penjualan ritel mobil nasional di pasar domestik sepanjang Januari-Agustus 2020 tercatat mencapai 364.034 unit, turun 46,4% dibanding realisasi penjualan ritel periode sama tahun lalu yang mencapai 679.263 unit.
Selanjutnya: Soal relaksasi pajak mobil baru 0%, ini kata Daihatsu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News