kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar produk perawatan kulit punya potensi berkembang


Rabu, 14 Agustus 2019 / 20:58 WIB
Pasar produk perawatan kulit punya potensi berkembang


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasar produk perawatan kulit (skin care) Indonesia menunjukkan tren yang positif tahun ini. Ketua Persatuan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) Sancoyo mengatakan, produk skin care dan make up masih menjadi kategori dengan pertumbuhan tercepat.

"Merujuk kepada data Nielsen, kategori skin care menjadi salah satu di antara 20 kategori yang berkembang pesat," kata Sancoyo ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/8).

Baca Juga: Sektor kosmetik kurang cantik sepanjang semester I, begini penjelasan analis

Sementara, riset dari SAC Indonesia, skin care menjadi pasar terbesar dari kosmetik dan personal care sepanjang tahun 2018. Adapun pasar skin care mencuil US$2,022 million pasar kosmetik dan personal care yang sebesar US$ 5,502 million.

Menurut Sancoyo, kenaikan ini didorong kebutuhan perempuan untuk bisa memiliki penampilan yang lebih baik semakin meningkat. Selain itu, mudahnya akses masyrakat terhadap produk-produk kecantikan dari luar negeri melalui e-commerce, serta maraknya beauty blogger influencer turut berpengaruhnya dalam menarik masyarakat.

Kenaikan juga dirasakan oleh PT Mandom Indonesia Tbk. Sekertaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk. Alia Dewi menyeburkan hingga saat ini permintaan pasar masih bagus.   

"Range produk juga bertambah, bukan lagi hanya sabun muka dan pelembab," kata Alia ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/8). Walaupun, diakuinya, komposisi penjualan produk skin care terhadap total masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan base make up dan decorative make up.

Ke depannya, pangsa pasar skin care Indonesia diyakini masih berpotensi untuk tumbuh. Optimisme ini seiring dengan tren penggunaan skincare yang terus berkembang.

Sancoyo mencontohkan, kalau sebelumnya konsumen hanya menempuh dua langkah dalam perawatan kulit, sekarang kosumen menerapkan skin care hingga 10 langkah. Pola konsumsi ini menjadi potensi yang besar untuk dikembangkan.

Baca Juga: Pendapatan Mandom Indonesia (TCID) naik tipis hingga Juni lalu

Selain itu, produsen dalam negeri juga berkeinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat produk skincare, yang saat ini banyak merujuk ke Korea. Para produsen menilai Indonesia memiliki potensi karena memiliki warisan formula skin care yang kaya dengan bahan baku alami yang melimpah.

Behubungan dengan distribusi, Sancoyo mengamati adanya tren pertumbuhan di kanal online. "Walaupun masih dalam skala kecil, tetapi lebih banyak rumah tangga sekarang membeli produk FMCG dengan belanja online," kata Sancoyo lagi.

 Lebih lanjut ia menjelaskan, kategori Personal Care mulai dari skin care, kosmetik, shampoo, sabun, dan odol menjadi produk yang paling banyak dibeli secara online. Adapun pembelinya mayoritas berasal dari kelas menengah.

Asal tahu saja, pada tahun 2018 tercatat ada lebih dari 760 perusahaan yang bergerak dibidang kosmetik. Tahun ini, menurut Kementerian Perindustrian, industri kosmetika Indonesia diperkirakan naik sekitar 9 persen, dan diproyeksi akan terus bertumbuh 7,2%  per tahun hingga 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×