Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti Indonesia tercatat cukup resilien tiga bulan pertama tahun 2024 atau memiliki daya bangkit cukup cepat dari tekanan. Hal itu tercermin dari Pinhome Indonesia Residential Market Report kuartal I-2024.
Laporan tersebut mengungkap bahwa ketahanan pasar properti Indonesia di kuartal I didorong oleh kuatnya permintaan pembeli rumah pertama dan milenial, terutama pada segmen rumah terjangkau.
Dayu Dara Permata, CEO dan Co-founder Pinhome mengatakan, hasil riset yang dilakukan menunjukkan bahwa 55% transaksi properti dilakukan oleh generasi milenial.
“Hal itu menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang dan peningkatan permintaan sewa rumah di tengah kenaikan suku bunga,” kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (14/6).
Baca Juga: REI dan Perbankan Berkolaborasi Mencari Solusi Atas Keterbatasan Kuota FLPP 2024
Kebanyakan millenial memilih rumah dengan harga menengah ke bawah, kisaran Rp 200 juta -Rp 600 juta dengan tipe paling diminati ukuran bangunan 36 meter persegi (m2). Bogor, Tangerang, dan Bekasi pun menjadi lokasi favorit bagi milenial untuk membeli rumah.
Dayu menambahkan, Pemilu 2024 dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi dua faktor utama yang membentuk lanskap pasar properti pada kuartal pertama.
Laporan Pinhome juga menyoroti beberapa temuan lain. Pertama, permintaan rumah mewah selama periode Pemilu melambat dibanding dengan segmen rumah terjangkau. Ini itu menunjukkan bahwa Pemilu memicu sikap hati-hati di kalangan pembeli properti mewah, tetapi minat terhadap rumah terjangkau tetap tinggi.
Dayu bilang, hal tersebut mencerminkan kebutuhan masyarakat akan hunian yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Kedua, minat terhadap wilayah penyangga Ibukota Negara (IKN) melonjak. Tercatat, Samarinda dan Balikpapan mengalami peningkatan minat yang signifikan, masing-masing lebih dari 20 kali lipat dan 4 kali lipat, menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut seiring dengan pembangunan IKN.
Ketiga, insentif bebas PPN mendorong pembelian. Meskipun mendorong percepatan keputusan beli rumah hingga 25%, tenggat waktu kebijakan ini juga menjadi pertimbangan penting bagi pembeli.
Baca Juga: Puri Global Sukses (PURI) Optimistis Kinerja Tumbuh Positif di Tahun Ini
Keempat, kenaikan suku bunga berdampak pada pasar sewa. Meningkatnya suku bunga pinjaman bank mendorong permintaan sewa rumah, terutama di kalangan milenial yang mencari alternatif hunian yang lebih terjangkau.
Pinhome memproyeksikan tren kenaikan suku bunga akan berlanjut, yang dapat menyebabkan penurunan permintaan KPR, namun permintaan KPR takeover dan sewa rumah diprediksi akan naik.
“Pinhome akan terus berinovasi untuk menyediakan solusi yang relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berubah, termasuk bagi generasi milenial yang menjadi kekuatan utama dalam pasar properti saat ini.,” kata Dayu
Pinhome merupakan platform yang menyediakan solusi pencarian rumah, khususnya rumah pertama. Data internal menunjukkan 4 dari 5 pengguna Pinhome adalah calon pembeli rumah pertama.
Pinhome menyediakan layanan pencarian rumah dengan 80% pilihan rumah terjangkau di bawah Rp 3 miliar, kerja sama dengan berbagai bank untuk menyediakan pembiayaan, serta layanan perawatan properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News