kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Pasar tertekan pandemi, asosiasi tambang dan migas sulit lakukan merger dan akuisisi


Rabu, 15 April 2020 / 21:26 WIB
Pasar tertekan pandemi, asosiasi tambang dan migas sulit lakukan merger dan akuisisi
ILUSTRASI. ilustrasi merger akuisisi ambil alih


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona menggoyang kondisi perekonomian. Hal itu menyulut tekanan terhadap pasar dan harga komoditas. Kondisi ini membuat kinerja perusahaan menjadi tertekan, termasuk bagi yang bergerak di sektor energi minyak dan gas (migas) dan pertambangan.

Alhasil, di tengah kondisi pandemi saat ini, rencana perusahaan untuk melakukan aksi korporasi merger dan akuisisi (M&A) diprediksi akan tertahan. Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan, perusahaan tambang mineral dan batubara (minerba) akan sukar melakukan M&A.

Baca Juga: Penjualan ritel AS pada Maret 2020 anjlok akibat virus corona

Djoko menerangkan, menurut diskusi yang dilakukan bersama anggota IMA, pandemi Corona telah membuat kinerja pendapatan perusahaan menjadi terhambat. "Sehingga mereka belum perlu cari tambahan modal, maka akuisisi belum dilakukan oleh pemilik uang, menunggu sahamnya semoga tidak turun lagi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Selain dari sisi pergerakan pasar dan harga, Djoko menyebut bahwa M&A juga akan dibatasi dari sisi regulasi. "Perusahaan yang besar dan masih berjalan akan sukar melakukan merger, akan dibatasi oleh perubahan perijinan," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Menurut Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, masa pandemi ini bukanlah momentum yang tepat untuk melakukan M&A. Hendra menjelaskan, meskipun ada distressed asset yang ditawarkan saat ini akan sangat rendah, namun faktor outlook harga komoditas dan faktor ketidakpastian pasar akan menjadi pertimbangan utama investor.

"Dalam kondisi resesi ekonomi dunia akibat Pandemi Covid-19 rasanya aksi M&A di sektor pertambangan akan sangat minim karena faktor risiko yang masih tinggi karena banyak faktor ketidakpastian," sebutnya.

Baca Juga: Penundaan ekspansi emiten pendatang baru saat corona jadi pilihan tepat


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×