kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar tertekan pandemi, asosiasi tambang dan migas sulit lakukan merger dan akuisisi


Rabu, 15 April 2020 / 21:26 WIB
Pasar tertekan pandemi, asosiasi tambang dan migas sulit lakukan merger dan akuisisi
ILUSTRASI. ilustrasi merger akuisisi ambil alih


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Hal yang sama juga terjadi di sektor migas. Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) John S. Karamoy, pilihan M&A akan bergantung pada pertimbangan dari manajemen perusahaan terkait mitigasi dan strategi pengembangan usaha.

Kinerja perusahaan atau pun saham yang sedang menurun bisa jadi merupakan momentum bagus untuk dimanfaatkan sebagai peluang M&A. Namun, hal tersebut biasanya lebih dilakukan oleh institusi finansial, bukan oleh pelaku usaha.

"Kalaupun terjadi penjualan, maka dapat diduga perusahaan tersebut memiliki strategic reason untuk melunasi hutang ataupun ada tekanan perusahaan mempertimbangkan opsi untuk menjual," ungkap John.

Baca Juga: Komisi IX DPR harapkan penanganan corona terkordinasi baik dan anggaran tepat sasaran

Sulitnya untuk melakukan M&A di sektor energi dan pertambangan antara lain dapat tergambarkan dari mundurnya jadwal divestasi PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) oleh holding tambang BUMN, MIND ID. INCO bersama dengan para pemegang saham, yakni Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) serta MIND ID telah menyetujui perpanjangan tenggat waktu penandatanganan perjanjian-perjanjian definitif.

Semula, perjanjian-perjanjian definitif tersebut ditargetkan akan rampung pada triwulan pertama, namun diundur menjadi akhir Mei 2020. Perpanjangan penyelesaian perjanjian definitif tersebut dimaksudkan sebagai antisipasi perkembangan terkini dalam mitigasi risiko pandemi corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×