Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Industri Pertambangan, MIND ID dipastikan mengambil alih 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Kesepakatan divestasi ini pun sekaligus memberikan kepastian untuk perpanjangan izin kontrak INCO.
"Sudah deal, tinggal administrasinya. Iya (dapat perpanjangan izin)," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Jakarta, Jumat (16/2).
Arifin melanjutkan, selain perpanjangan izin kontrak, komitmen hilirisasi oleh INCO juga bakal dilanjutkan. Meski demikian, pemerintah berencana mengevaluasi pembangunan smelter oleh INCO.
Arifin menjelaskan, langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah meningkatan nilai tambah produk olahan nikel.
Baca Juga: Divestasi Vale Disepakati, Pemerintah Sukses Dapat Diskon
Pemerintah sendiri telah memutuskan untuk melakukan moratorium smelter nikel kelas II yang menghasilkan produk Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel (FeNi). Pembatasan pembangunan smelter nikel kelas II dinilai perlu dilakukan untuk menjaga tingkat pasokan dipasar. Moratorium ditujukan pada proyek-proyek yang belum berjalan atau masih dalam tahapan pengajuan.
Arifin memastikan Proyek Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) milik Vale Indonesia berpeluang ikut dievaluasi.
Baca Juga: Harga Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) Disepakati Rp 3.070 per Saham
"Pasti (dievaluasi), tapi bukan berarti stop program hilirisasinya tetapi dia harus masuk ke segmen (lebih jauh) dimana produknya masih bertumbuh marketnya," terang Arifin.
Asal tahu saja, Vale Indonesia memiliki program smelter di Bahodopi yang direncanakan terdiri dari delapan lini RKEF dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News