Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan batubara untuk pembangkit listrik berangsur membaik.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengungkapkan, dengan membaiknya pasokan batubara maka pemadaman listrik tidak akan terjadi.
Asal tahu saja, krisis pasokan batubara yang terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 membuat 17 PLTU terancam tidak dapat beroperasi optimal dan berpotensi mengganggu pasokan listrik untuk 10 juta pelanggan.
Rida menjelaskan, saat ini pasokan batubara untuk pembangkit PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mencapai minimum 10 hari operasional (HOP).
Baca Juga: Kementerian ESDM: Kebutuhan Batubara Domestik Tahun 2022 Mencapai 165,7 Juta Ton
"Sampai saat ini trennya membaik. Pemadaman tidak? Tidak, sudah lewat. Dari 17 PLTU itu tidak ada yang mati hari ini. (Wilayah) Jamali maupun luar itu jangan sampai mati karena kekurangan batu bara," ungkap Rida ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (12/1).
Rida melanjutkan, Menteri ESDM Arifin Tasrif pun telah meminta agar pasokan batubara untuk pembangkit listrik setidaknya harus mencapai minimum 20 HOP.
Untuk itu, sejumlah upaya pun kini tengah dilakukan pemerintah. Selain melakukan larangan ekspor batubara, saat ini pemerintah pun juga turut melakukan verifikasi langsung ke lapangan untuk memastikan terjaminnya pasokan batubara.
Baca Juga: Begini Penjelasan Kementerian ESDM soal Skema BLU untuk DMO Batubara
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, kondisi efektivitas pengiriman pasokan batubara PLN pada periode Agustus 2021 hingga Desember 2021 hanya mencapai 62%. "Bahkan Desember 2021 mendekati 35%," kata Darmawan, Selasa (11/1).
Darmawan melanjutkan, kondisi krisis pasokan batubara kini sudah bisa diminimalisir. Untuk itu, potensi pemadaman kini dinilai sudah bisa diantisipasi pasca adanya tambahan pasokan batubara pasca kebijakan larangan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News