kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan Gula Rafinasi Seret, Industri Mamin Terancam Berhenti Produksi


Senin, 05 Desember 2022 / 20:00 WIB
Pasokan Gula Rafinasi Seret, Industri Mamin Terancam Berhenti Produksi
Pasokan Gula Rafinasi Seret, Industri Mamin Terancam Berhenti Produksi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) terancam berhenti produksi, pasalnya pasokan gula kristal rafinasi (GKR) semakin seret. Pemerintah didesak untuk menerbitkan kuota impor bahan baku gula rafinasi untuk industri yang seluruhnya berasal dari impor. 

Head of Corporate Communication & Relation PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Dian Astriana berharap pemerintah dapat membuka keran impor bahan baku untuk gula kristal rafinasi agar dapat memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman.

"Tentu kami berharap pemerintah dapat menambah kuota (impor) sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri mamin," kata Dian dalam keterangannya, Senin (5/12).

Menurut Dian, gula kristal rafinasi merupakan salah satu bahan baku utama yang harus terpenuhi dalam memproduksi mayoritas produk Garudafood, bila terkendala maka bisa berdampak pada penghentian kegiatan produksi. 

Baca Juga: Menperin Sebut Industri Mamin Beri Kontribusi Terbesar bagi Pertumbuhan Manufaktur

"Garudafood menggunakan GKR sebagai bahan baku produksinya. Terkait ketersediaan pasokan GKR, apabila terkendala maka tentu berpotensi mempengaruhi kelancaran produksi kami" ungkapnya.

Seretnya pasokan gula kristal rafinasi untuk industri mamin juga dialami produsen makanan ringan atau snack, PT Arnott's Indonesia, yang saat ini mengalami kesulitan pasokan gula.  

"Arnott's juga mengalami kesulitan pasokan gula," kata Oktaviana Quinta Dewi, dari Arnott’s.

Menurut Oktaviana, seretnya pasokan gula ini berisiko mengganggu kegiatan produksi apalagi stok gula di gudang sudah sangat menipis. 

"Betul (terancam setop produksi), shortage gula ini memberikan risk diproses produksi kami. Kami berharap pemerintah bisa segera mengeluarkan kebijakan," ungkapnya.

Baca Juga: NPL Perbankan Diramal Bisa Makin Landai Berkat Perpanjangan Restrukturisasi Kredit




TERBARU

[X]
×