Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangkaan pasokan kelapa bulat masih membayangi pasar dalam negeri. Kondisi ini menyebabkan harga kelapa bulat melonjak hingga Rp 25.000 per butir, jauh di atas harga normal yang berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per butir.
Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), Amrizal Idroes, menjelaskan bahwa kelangkaan ini dipicu oleh rendahnya curah hujan yang tidak mencukupi kebutuhan air untuk tanaman kelapa.
"Musim panas masih berlangsung sejak tahun lalu hingga tahun ini. Curah hujan rendah, sehingga tanaman kelapa kekurangan air," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (22/4).
Baca Juga: Soal Harga Kelapa Bulat Meroket, HIPKI: Pasokan Berkurang Akibat Cuaca Hujan Rendah
Penurunan produksi kelapa bulat berdampak pada terganggunya pasokan dalam negeri. Apalagi, para petani kelapa juga harus memenuhi permintaan ekspor selain kebutuhan pasar domestik.
Amrizal menambahkan bahwa saat ini para petani kewalahan memenuhi permintaan pasar.
“Petani menjual kelapa ke eksportir, pedagang lokal, dan industri pengolahan dalam negeri. Mereka kewalahan karena produksi kelapa tahun lalu dan tahun ini turun drastis,” jelasnya.
Kenaikan harga kelapa bulat turut berdampak pada harga produk turunan, seperti santan. PT Pulau Sambu (Sambu Group), produsen santan kemasan merek KARA, mengaku telah menyesuaikan harga jual produknya seiring naiknya harga kelapa bulat.
Baca Juga: Mendag Beberkan Penyebab Langkanya Kelapa Bulat di Pasaran
"Ada penyesuaian harga jual karena harga kelapa bulat juga naik," ujar Corporate Communication Manager Sambu Group, Dwianto Arief Wibowo, Selasa (22/4).
Namun, Dwianto enggan merinci besaran kenaikan harga, karena besarnya penyesuaian bervariasi di setiap daerah.
“Penyesuaian harga tidak bisa kami sampaikan secara spesifik karena tergantung wilayah distribusi. Yang jelas, ada kenaikan,” katanya.
Baca Juga: Harga Kelapa Meroket, Kara Terpaksa Naikkan Harga Santan Kemasan
Bahkan, kelangkaan pasokan kelapa telah memaksa Sambu Group melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.128 karyawan pada awal tahun 2025 akibat penurunan produksi.
Selanjutnya: Efek Tarif Tinggi, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Transaksi Dagang
Menarik Dibaca: 30 Link Twibbon Hari Buku Sedunia 2025 Desain Simple dan Gratis Download
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News