Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Patra Jasa mulai melakukan transformasi bisnis menjadi perusahaan pengembang atawa developer. Sebelumnya, anak perusahaan Pertamina ini hanya fokus mengembangkan bisnis di sektor hospitality atau perhotelan dan service management.
Sejak tahun 2014, perusahaan yang telah berdiri sejak 42 tahun lalu ini telah melakukan perubahan Anggaran Dasar dengan menambah lini bisnis pengembangan dan jual beli properti.
Tahun ini, Patra Jasa akan gencar melakukan pengembangan bisnis properti. Untuk mendukung ekspansi tersebut, perusahaan ini akan mendapatkan pendanaan dari induknya sebesar Rp 1,48 triliun di tahun ini.
Selain mendapatkan tambahan modal dari Pertamina, Patra Jasa juga akan mencari pendanaan lain dari pinjaman perbankan dan dari pasar modal dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO).
"Kami akan mendapatkan tambahan modal dari induk Rp 1,48 triliun tahun ini untuk mendukung ekspansi kami. Sedangkan rencana IPO saat ini masih dikaji dan belum bisa disampaikan detailnya, tapi harapan kami akan dilakukan pada awal tahun depan," kata Rizki P Hasan, Direktur Keuangan Patra Jasa di Jakarta, Senin malam (25/7).
Menurutnya Rizki, rencana IPO tersebut merupakan rencana kerja jangka panjang perusahaan sampai tahun 2021 yang telah disetujui pemegang saham.
Dengan transformasi yang dilakukan tersebut, Patra Jasa menargetkan dalam lima tahun ke depan aset perusahaan bisa mencapai Rp 7 triliun dari posisi saat ini sebesar Rp 1,2 triliun. Sementara ekuitasnya saat ini mencapai Rp 400 miliar.
Adapun tambahan modal yang akan diperoleh Patra Jasa tahun ini akan difokuskan menggarap empat proyek yakni apartemen Urban Bekasi, Apartemen Amarta di Yogyakarta, Apartemen Patra Oil Village Kuningan Jakarta Selatan dan Hotel Patra di Cirebon.
Tahun ini, Patra Jasa menargetkan pendapatkan Rp 856 miliar dengan laba bersih Rp 91 miliar. Sedangkan di semester I, perusahaan ini telah membukukan pendapatan Rp 336 miliar danĀ earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) Rp 25 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News