kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

PBNU Targetkan Produksi Batubara Pertama di Pertengahan Tahun 2025


Rabu, 22 Januari 2025 / 17:57 WIB
PBNU Targetkan Produksi Batubara Pertama di Pertengahan Tahun 2025
ILUSTRASI. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla. PBNU menargetkan produksi batubara yang berasal dari lahan tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) dapat terlaksana pada pertengahan tahun ini.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menargetkan produksi batubara yang berasal dari lahan tambang eks perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Bakrie Grup, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dapat terlaksana pada pertengahan tahun ini.

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla mengatakan saat ini pihaknya telah berada dalam tahap produksi awal. Dan diharapkan pertengahan tahun 2025 atau paling lambat akhir tahun 2025 lahan eks PKP2B dapat menghasilkan produksi.

"Kita sekarang dalam proses menuju kepada produksi awal ya. Insya Allah pertengahan menjelang akhir (tahun) kita produksi. Tapi tahun ini Insya Allah kita sudah optimistis, sudah bisa produksi," kata Ulil saat ditemui Kontan di Gedung DPR Jakarta, Rabu (22/01).

Baca Juga: Muhammadiyah Akan Kelola Tambang Batubara PKP2B Bekas Adaro

Untuk menggarap tambang, Ulil bilang pihaknya sudah bekerjasama dengan perusahaan swasta nasional sebagai investor.

"Kita sekarang sudah ada Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik NU, yang sahamnya dimiliki oleh koperasi tapi juga ada pemilik yang lain. Kita menggandeng investor dari pihak lain, dalam negeri sebetulnya, sudah ada," katanya.

Sayangnya, Ulil tidak bisa menyebut perusahaan swasta mana yang bergabung dengan NU untuk menggarap tambang eks PKP2B tersebut.

"Kita (kerjasama dengan) swasta dalam negeri. Dan ya sekarang tinggal mengikuti prosesnya saja, karena ada beberapa syarat-syarat yang memang ketat sekali, yang harus kita penuhi ya," tambahnya.

Meski begitu, Ulil bilang pihaknya masih terkendala soal Harga Kompensasi Data Informasi (KDI) atau dibayarkan untuk mendapatkan data dan informasi terkait pertambangan.

Baca Juga: Bikin Usaha Tambang, Ormas Undang Investor

"Ini kan kontribusi dalam bentuk uang yang jumlahnya besar yang harus kita bayar kepada pemerintah dan itu sedang kita negosiasikan karena kontribusinya jumlahnya besar. Kalau bisa dibayar secara mencicil," jelasnya.

Asal tahu saja, NU adalah ormas keagamaan pertama yang mendapatkan lahan tambang eks PKP2B dari pemerintah. Lahan eks PKP2B yang diterima NU adalah bekas tambang KPC seluas 26.000 hektare.

PT KPC merupakan salah satu entitas tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), emiten milik Grup Bakrie yang kini dikendalikan bersama dengan Grup Salim.

Selanjutnya: Upaya Bertumbuh, Bridgestone Indonesia Fokus Pada Kota Tier 2 tahun Ini

Menarik Dibaca: Menghitung Premi Asuransi Kebakaran Rumah dengan Tips dari Allianz

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×