kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.305   30,00   0,18%
  • IDX 6.799   11,19   0,16%
  • KOMPAS100 1.005   -3,96   -0,39%
  • LQ45 776   -4,89   -0,63%
  • ISSI 212   1,41   0,67%
  • IDX30 402   -2,70   -0,67%
  • IDXHIDIV20 485   -2,61   -0,53%
  • IDX80 113   -0,64   -0,56%
  • IDXV30 119   -0,49   -0,41%
  • IDXQ30 132   -0,37   -0,28%

Pebisnis Sepatu Berharap Berkah dari Momentum Ramadan dan Lebaran


Rabu, 19 Februari 2025 / 20:47 WIB
Pebisnis Sepatu Berharap Berkah dari Momentum Ramadan dan Lebaran
ILUSTRASI. Industri alas kaki Indonesia optimistis penjualan sepatu bakal naik saat Ramadan hingga menjelang Lebaran 2025.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alas kaki Indonesia optimistis penjualan sepatu bakal naik saat Ramadan hingga menjelang Lebaran 2025. 

Direktur Eksekutif Aprisindo, Yoseph Billie Dosiwoda mengatakan, tren penjualan selama periode Ramadan dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positif. 

"Pada Ramadan dan Lebaran 2024, penjualan ritel tumbuh antara 15% hingga 30%, dan kami berharap tren tersebut akan berlanjut pada tahun 2025," ungkap Billie kepada KONTAN, Rabu (19/2).

Billie yakin tunjangan hari raya (THR) akan menjadi dorongan belanja yang kuat selama Ramadan dan Lebaran.  "Jika THR tetap ada, saya yakin daya beli masyarakat, khususnya untuk pembelian alas kaki, akan tetap normal, bahkan bisa meningkat," lanjutnya.

Baca Juga: Emiten Ritel Tersengat Momentum Ramadan dan Lebaran, Cek Saham Rekomendasi Analis

Untuk target kontribusi penjualan selama Ramadan dan Lebaran, Aprisindo memproyeksikan kontribusi dapat mencapai 30% dari total penjualan tahunan.

"Tren historis menunjukkan bahwa periode Ramadan dan Lebaran memang memberikan dampak signifikan terhadap penjualan, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan biasa," ujarnya.

Selain mengandalkan momentum Lebaran, industri sepatu juga akan menggenjot segmen pasar ekspor. 

Billie menyampaikan beberapa strategi penting yang akan dijalankan industri alas kaki Indonesia untuk memperkuat pasar ekspor. Yakni, pemeliharaan dan pengembangan pasar ekspor di negara-negara tujuan utama seperti Amerika Serikat, Belgia, Tiongkok, Jerman, dan Jepang tetap menjadi fokus utama. 

"Memastikan stabilitas permintaan di pasar utama ini akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global," tambah dia.

Selain itu, diversifikasi pasar ekspor ke kawasan Timur Tengah dan Afrika juga menjadi prioritas, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.

Kolaborasi dengan industri kecil menengah (IKM) juga menjadi kunci untuk meningkatkan kapasitas produksi dan inovasi, serta membuka peluang bagi IKM untuk masuk ke pasar ekspor dengan produk yang lebih berkualitas.

Aprisindo juga menyoroti pentingnya inovasi dalam meningkatkan daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar internasional, terutama melalui desain yang lebih kreatif dan penggunaan material ramah lingkungan. 

"Konsumen global semakin peduli terhadap keberlanjutan, sehingga investasi dalam riset dan pengembangan untuk menciptakan produk yang inovatif akan sangat berharga," jelasnya.

Baca Juga: Sambut Momentum Ramadan, Simak Strategi Unilever Indonesia (UNVR)

Tak kalah penting, Billie menambahkan, pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional, seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), dapat membuka akses pasar dengan tarif yang lebih kompetitif. 

"Dengan perjanjian seperti IEU-CEPA, produk alas kaki Indonesia bisa lebih bersaing di pasar Eropa, mengingat negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh sudah memiliki perjanjian serupa," imbuhnya.

Selanjutnya: Putin dan Trump Bisa Saja Bertemu Februari Ini, Ini Penjelasan Kremlin

Menarik Dibaca: Jelang Ramadan, Pacific Palace Hotel Batam Hadirkan Paket Berbuka Puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×