Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga pertengahan Januari, harga cabai masih terus melonjak. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri pun memproyeksi harga cabai masih akan bertahan tinggi hingga awal Februari.
"Akhir Januari itu ada prediksi panen raya, tetapi [harga] belum akan turun. Menurut saya sampai februari awal masih bertahan tinggi," ujar Abdullah kepada Kontan, Minggu (17/1).
Meski sudah memasuki panen di akhir Januari, Abdullah meyakini proses distribusi cabai tersebut baru akan berlangsung pada awal Februari.
"Jadi untuk Januari [harga cabai] sudah normal, menurut saya belum belum bisa," tambah Abdullah.
Baca Juga: BI perkirakan inflasi Januari 2021 sebesar 0,38%
Adapun, Abdullah menyebut lonjakan harga cabai ini sangat signifikan mengingat harga cabai yang tadinya bisa berkisar Rp 40.000 per kg, saat ini bisa mencapai Rp 90.000 per kg. Kenaikan harga ini memang disebabkan pasokannya yang berkurang.
Abbdullah juga menyebut, saat ini cabai rawit merah yang terlihat mengalami lonjakan paling tinggi, di mana harganya bisa sekitar Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kg.
"Awalnya cabai TW/besar yang tinggi, sekitar Rp 90.000-an. Lalu cabai besar itu konsumsinya menurun setelah natal dan tahun baru. Memang seluruh cabai naik cukup tinggi, tetapi yang menjadi sorotan adalah cabai rawit merah," kata Abdullah.
Adapun, berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta, harga rata-rata cabai merah keriting sekitar Rp56.744 per kg, cabai merah besar (TW) sekitar Rp 55.545 per kg, harga cabai rawit merah sebesar Rp 85.978 per kg dan cabai rawit hijau sekitar Rp 67.212 per kg.
Melihat harga cabai yang terus meningkat setiap tahunnya, Abdullah berpendapat bahwa pemerintah bisa melakukan antisipasi dengan memberikan berbagai pendampingan dan menyampaikan edukasi dan informasi kepada petani.