Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun ini untuk beberapa keperluan. Selain merencanakan produksi baru, perseroan juga tengah merevitalisasi pabrikan dan berencana melengkapi akuisisi lainnya.
Seperti yang diketahui, perusahaan bakal menggelontorkan dana secara bertahap sekitar Rp 50 miliar untuk memproduksi anestesi gigi yakni cartridge ampoule (carpoule) Pehacain melalui transfer teknologi (ToT). Rencananya April 2019 ini PEHA akan mengimpor produk tersebut dan melakukan tes pasar, setelah itu barulah rencana pembangunan pabrik baru dimulai.
Total investasi itu meliputi pembelian mesin produksi sebesar sekitar Rp 20 miliar dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur yang paling cepat rampung di 2021. Adapun Barokah Sri Utami, Direktur Utama PT Phapors Tbk mengatakan total capex perseroan di tahun ini berkisar Rp 300 miliar.
"Selain carpoule tadi kami juga akan melakukan perbaikan pabrik dan melakukan beberapa akuisisi," ungkap perempuan yang acap disapa Emmy ini kepada Kontan.co.id, Senin (1/3). Seperti yang diketahui, pasca mengambil alih PT Lucas Djaja di tahun lalu, PEHA berencana mengembangkan segmen usahanya dengan mengakuisisi rumah sakit dan apotek.
PT Lucas Djaja sendiri memiliki beberapa fasilitas produksi yang sempat belum dimiliki PEHA dahulu, seperti fasilitas produksi soft-gel dan oralit, serta portofolio obat generiknya yang cukup banyak. PEHA berharap ada penambahan kapasitas produksi dengan adanya akuisisi tersebut, menjadi 5 miliar tablet per tahun atau bertambah sekitar seperempat dari kapasitas produksi sebelumnya sebanyak 4 miliar tablet.
Segmen obat generik dipandang perlu dikembangkan, lantaran hampir 50% dari revenue perseroan tahun lalu berasal dari tender obat dan produk farmasi e-catalouge Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Emmy optimis pasar BPJS tersebut punya kesempatan berkembang dari tahun ke tahun berikutnya.
Selain akuisisi, capex tersebut juga direncanakan untuk mendanai ekspansi pengembangan ekspor. PEHA berencana untuk membangun manufaktur di Myanmar hanya saja hal tersebut memerlukan beberapa fase.
Menurut manajemen, porsi ekspor saat ini tidak lebih dari 5% dari keseluruhan penjualan namun dengan mulainya dilakukan ekspor ke Myanmar diharapkan bisa menjadi 5%. Tidak hanya itu, PEHA juga berencana untuk meluncurkan 12 produk baru salah satunya produk untuk penyakit regeneratif (yang tidak ada kaitannya dengan infeksi) seperti diabetes dan hipertensi serta pengembangan produk di kesemua lini bisnisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News