kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku industri otomotif optimis pasar membaik tahun depan


Selasa, 29 Desember 2020 / 09:35 WIB
Pelaku industri otomotif optimis pasar membaik tahun depan


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar otomotif dalam negeri diperkirakan bakal membaik pada tahun depan. Optimisme pelaku industri otomotif tercermin pada target penjualan yang ditetapkan untuk tahun 2021.

Beberapa waktu lalu, Gabungan Kendaraan Industri Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan menargetkan penjualan mobil sebanyak 750.000 unit secara nasional untuk tahun depan. Bila dibandingkan dengan target penjualan tahun ini yang sebesar 525.000 unit, angka tersebut naik sekitar 42,85%.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menjelaskan, target penjualan yang meningkat didasarkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan yang diproyeksikan membaik. 

“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi akan naik sampai 3%-4%, tentunya penjualan otomotif akan meningkat,” kata Jongkie kepada Kontan.co.id, Jumat (18/12).

Di samping faktor pemulihan ekonomi, beberapa faktor lain seperti misalnya pengadaan vaksin Covid-19 yang diperkirakan bisa menumbuhkan optimisme pasar serta keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan di level 3,75% juga dipercaya bisa berdampak baik terhadap pasar otomotif.

“Semua faktor turut menjadi faktor-faktor positif,” imbuh Jongkie.

Baca Juga: Penjualan mobil mulai naik, mobil merek apa yang paling laris di bulan lalu?

Seiring dengan momentum pemulihan pasar, para agen pemegang merek (APM) telah menyiapkan strategi agar tidak kehilangan pangsa pasar. Kepala Divisi Marketing & Customer Relation PT Astra International-Daihatsu, Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, Daihatsu bakal terus memacu aktivitas pemasaran digital. 

Upaya ini dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari diseminasi informasi melalui kanal-kanal digital seperti website, aplikasi, maupun akun resmi sosial media Astra Daihatsu hingga mengadakan customer gathering seperti Virtual Daihatsu Festival yang telah beberapa kali Daihatsu gelar pada tahun ini.

“Virtual event ini sangat efektif dalam meng-create leads/prospect (pembeli potensial) dan juga memberikan kontribusi yang signifikan untuk menjadi SPK (surat pesanan kendaraan) setiap bulannya di saat seperti ini,” terang Hendrayadi saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (22/12).

Selain menggencarkan aktivitas pemasaran digital, Daihatsu juga menyediakan paket-paket kredit yang lebih menarik dan terjangkau dengan menggandeng Astra Daihatsu Value Chain. 

Paket menarik yang dimaksud misalnya menawarkan skema pembelian dengan angsuran yang ringan ataupun tenor panjang hingga 6 tahun-7 tahun, dan lain-lain. Catatan saja, biasanya tenor yang ditawarkan berkisar 4 tahun-5 tahun. Semua upaya ini dilakukan demi menjaga penguasaan pasar alias market share Daihatsu pada tahun depan.

“Sama seperti tahun ini, yang selalu Daihatsu kejar adalah untuk bisa tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader nomor 2 di bawah Toyota, dengan market share yang harus diraih minimal 17%,” imbuh Hendrayadi.

Sama seperti Daihatsu, Toyota juga ingin bisa mempertahankan market share. Targetnya, Toyota bisa bertahan sebagai market leader nomor wahid di pasar otomotif nasional Indonesia dengan market share minimal  31%.

Agar target tersebut bisa tercapai, PT Toyota Astra Motor (TAM) bakal menempuh beragam strategi mulai dari memperkuat kapabilitas penjualan baik dari sisi produk maupun pemasaran, hingga memperkuat layanan purna jual, termasuk di antaranya layanan trade-in. 

Baca Juga: Penjualan kendaraan diproyeksi membaik, berikut rekomendasi saham sektor otomotif

Sayangnya, TAM masih belum mau buka-bukaan soal rencana peluncuran produk pada tahun depan.

“Produk baru saya belum bisa share detail ya, nantilah pada saatnya akan diinformasikan,”” ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, kepada Kontan.co.id (18/12).

PT Honda Prospect Motor (HPM) juga tidak ingin melewatkan tren pemulihan pasar yang ada. Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan, pertumbuhan ekonomi biasanya berbanding lurus dengan pertumbuhan pasar otomotif.

Sejauh ini, HPM juga sudah mulai menjumpai tanda-tanda pemulihan pasar. Hal ini tercermin misalnya pada jumlah tanda jadi atau booking untuk SPK yang meningkat di paruh pertama bulan Desember ini. Selain karena adanya beragam program penjualan akhir tahun, peningkatan ini menurut Billy juga didorong oleh roda ekonomi yang mulai berjalan.

“Di dua minggu pertama bulan ini (Desember 2020) tren booking meningkat lebih dari 20% dibandingkan periode sama bulan lalu,” kata Billy kepada Kontan.co.i.d, Jumat (18/12).

Melihat perkembangan pasar yang ada, HPM memiliki sejumlah rencana bisnis pada tahun untuk mempertahankan market share di angka sekitar 14,3%. Beberapa agenda yang akan dilakukan di antaranya seperti meluncurkan produk baru, melakukan ekspansi diler, dan menggencarkan aktivitas pemasaran. 

HPM juga akan terus menjaga ketersediaan stok unit di tiap titik penjualan dengan batas yang sehat. 

“Dalam kondisi pasar yang pergerakannya tidak terduga, sangat penting untuk menjaga kondisi stock unit di dealer kami dalam batas yang sehat. Dengan demikian, permintaan konsumen dapat selalu terpenuhi saat pasar sedang meningkat, juga di sisi stok tidak berlebihan jika pasar kembali turun,” terang Billy.

Sementara itu, Suzuki belum mengungkapkan berapa target penjualan mobil yang ingin dibidik pada tahun depan. Yang terang, untuk menyambut momentum pemulihan ekonomi dan permintaan pasar mobil, Suzuki berkomitmen melakukan penyegaran produk pada tahun depan. Selain itu, Suzuki juga telah menyiapkan beberapa strategi lainnya.

“Pastinya beragam teknik sales dan marketing akan kita gunakan di 2021. Contohnya seperti push and pull marketing, brand activation, 4P strategy, dan lain-lain,” tutur  Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel kepada Kontan.co.id, Selasa (22/12).

Menurut Jongkie, proses pemulihan pasar otomotif memang tidak bisa berlangsung secara instan. Perkiraan Jongkie, permintaan mobil baru akan kembali normal seperti sebelum pandemi pada tahun 2022 atau 2023 mendatang, bergantung pada pertumbuhan ekonomi ke depan.

Selanjutnya: APM Menangkap Kans Bisnis Mobil Ambulans

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×