Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku usaha sektor logistik menyambut positif langkah penindakan dan penertiban yang dilakukan aparat kepolisian terhadap para pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebagaimana diketahui, aksi-aksi kejahatan tersebut secara khusus menyasar para sopir truk angkutan logistik.
“Kami menyambut baik dan mendukung upaya pemberantasan pungli dan premanisme karena hal ini telah berlangsung bertahun-tahun dan cukup mengganggu operasional perusahaan hingga keamanan dan keselamatan pengemudi,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasok Rico Rustombi dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (17/6).
Dia mengungkapkan, tingginya biaya logistik nasional tak lepas dari masih banyaknya hambatan dan inefisiensi. Salah satu penyebabnya datang dari adanya pungli dan aksi premanisme di kawasan pelabuhan. Aksi-aksi tersebut tak hanya berdampak pada pembengkakan biaya operasional, melainkan juga berimbas pada terganggunya kegiatan pengangkutan barang.
Baca Juga: JICT mendukung upaya pemberantasan praktik pungli di terminal kontainer Tanjung Priok
“Karena itu, bila kami mau lebih kompetitif, hal ini perlu dihilangkan. Negara lain berlomba-lomba meningkatkan produktivitas dan efisiensi pelabuhan mereka, sementara kami masih dibebani oleh pungli dan premanisme,” imbuh Rico.
Hal senada diungkapkan oleh Hally Hanafiah, Chief Operating Officer Iron Bird Logistic. Ia mengaku bila pelanggaran hukum yang dialami menjadi dilema tersendiri bagi para pelaku usaha di sektor logistik. Demi kelancaran operasional dan ketepatan waktu dalam pelayanan, aksi yang telah berlangsung lama tersebut terkesan ditolerir.
“Kami di lapangan serba salah terkait persoalan pungli dan premanisme ini. Menolak memberi akibatnya proses diperlambat. Akhirnya kami harus menghadapi keluhan dari para pelanggan kami. Dalam beberapa kasus premanisme bahkan melibatkan perusakan seperti kaca truk dilempar batu dan sebagainya. Kalau memberi seakan-akan kami membenarkan sesuatu yang salah,” ungkap Hally.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto turut mengungkapkan rasa terima kasih kepada langkah proaktif yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan tindak lanjut yang diambil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sebagaimana diketahui, langkah hukum yang diambil aparat kepolisian merupakan hasil dari instruksi yang diberikan presiden dan kapolri pada pekan lalu. Namun, Mahendra berharap ada pendalaman lebih lanjut orang-orang yang membekingi atau menjadi dalang di balik persoalan ini.
“Kami berharap pungli dapat benar-benar hilang selamanya, bukan hanya tiarap sebentar lalu bangkit lagi setelah razia dan penangkapan berkurang,” tutur dia.
Pelaku usaha juga berharap penindakan dan pencegahan dapat diikuti dengan pembenahan sistem logistik nasional. Sistem yang dimaksud perlu memaksimalkan efisiensi dan kelancaran operasional rantai pasok sekaligus meminimalkan potensi kejahatan.
Baca Juga: Polisi tangkap pelaku pungli di Pelabuhan Priok, ini harapan pengusaha logistik
Salah satu contoh positif yang bisa diangkat adalah sistem yang dijalankan di Cikarang Dry Port. Anggota Dewan Pembina ALI Zaldy Ilham Masita mencontohkan, di Cikarang Dry Port telah dijalankan sistem Smart Point, yakni aplikasi dan sistem pembayaran online dan paperless. Sistem ini meminimalkan pertemuan tatap muka langsung, sehingga peluang pungli dapat dihindari atau jauh berkurang.
“Pemberantasan pungli dan premanisme ini perlu menjadi perhatian kita bersama, baik dari pemerintah, aparat, pelaku logistik, operator pelabuhan, hingga pengusaha truk. Karena efisiensi dan kelancaran logistik dapat mendukung upaya pengembangan ekonomi dan industri kita,” pungkas Zaldy.
Selanjutnya: Optimalkan teknologi dan digitalisasi, JICT gunakan sistem NGen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News