kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pelaku Usaha Pendingin Refrigerasi Diprediksi Tidak Akan Gencar Ekspansi di 2023


Minggu, 11 Desember 2022 / 14:37 WIB
Pelaku Usaha Pendingin Refrigerasi Diprediksi Tidak Akan Gencar Ekspansi di 2023
ILUSTRASI. Peluang bagi para pelaku usaha pendingin refrigerasi untuk berekspansi bisnis tetap terbuka di tahun 2023.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang bagi para pelaku usaha pendingin refrigerasi untuk berekspansi bisnis tetap terbuka di tahun 2023. Kendati begitu, mereka tetap akan mengutamakan efisiensi di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) Andy Arif Widjaja mengatakan, para pebisnis pendingin refrigerasi diperkirakan tidak akan gencar berekspansi terlepas masih adanya optimisme dalam menyambut tahun 2023.

“Para pelaku usaha menerapkan berbagai strategi efisiensi untuk menghadapi kondisi ekonomi yang melambat,” kata dia, Sabtu (10/12).

Sebenarnya, beberapa anggota Perprindo yang memiliki pangsa pasar besar tetap melakukan ekspansi seperti pembangunan pabrik baru. Sebagai contoh, ada PT Sharp Electronics Indonesia yang tengah menggarap pabrik pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) baru di Karawang, Jawa Barat, dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2023. Sharp menggelontorkan dana Rp 582 miliar untuk membangun pabrik tersebut.

Baca Juga: Kemenperin Sebut Kebutuhan AC di Indonesia Mencapai 2 Juta Unit per Tahun

Baru-baru ini pula ada PT Daikin Industries Indonesia yang memulai proses groundbreaking pembangunan pabrik AC baru di Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan ini mengucurkan dana investasi Rp 3,3 triliun untuk proyek pabrik AC yang dijadwalkan akan beroperasi pada 2024.

Selain ketidakpastian ekonomi, tantangan bisnis di sektor pendingin refrigerasi pada tahun depan adalah pergerakan kurs rupiah yang belum stabil. Sebagaimana diketahui, sebagian besar bahan baku industri pendingin refrigerasi masih harus diimpor, karena belum tersedianya bahan baku tersebut di dalam negeri. Hal ini tentu berdampak ke harga jual produk tersebut.

Keterbatasan bahan baku di dalam negeri juga mempengaruhi kesiapan industri pendingin refrigerasi dalam memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan pemerintah.

“Kami berharap pemerintah agar penerapan TKDN dapat dilakukan apabila ekosistem industri pendingin di Indonesia juga sudah lebih siap,” jelas dia.

Di samping itu, Perprindo juga berharap dukungan pemerintah agar dapat memberi insentif pajak kepada para pelaku usaha pendingin refrigerasi agar mampu bertahan menghadapi tantangan-tantangan ekonomi global di tahun depan. Dukungan itu juga diperlukan agar pelaku usaha dapat terhindar dari kebijakan efisiensi melalui pengurangan jumlah karyawan.

Baca Juga: Daikin Investasikan Rp 3,3 Triliun untuk Bangun Pabrik AC di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×