kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.380   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.587   -162,51   -2,41%
  • KOMPAS100 967   -29,75   -2,98%
  • LQ45 748   -22,23   -2,89%
  • ISSI 205   -6,09   -2,88%
  • IDX30 388   -11,53   -2,89%
  • IDXHIDIV20 468   -13,99   -2,90%
  • IDX80 109   -3,42   -3,04%
  • IDXV30 115   -3,45   -2,91%
  • IDXQ30 127   -4,24   -3,22%

Pelaku Usaha Ungkap Kendala Penetapan HBA Jadi Acuan Harga Batubara Ekspor


Selasa, 25 Februari 2025 / 20:15 WIB
Pelaku Usaha Ungkap Kendala Penetapan HBA Jadi Acuan Harga Batubara Ekspor
ILUSTRASI. Penetapkan HBA Indonesia sebagai harga acuan dalam transaksi ekspor batubara dinilai perlu waktu lebih lama untuk diterapkan.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menetapkan HBA (Harga Batu bara Acuan) Indonesia sebagai harga acuan dalam transaksi ekspor batubara dinilai perlu waktu lebih lama untuk diterapkan.

Asal tahu saja, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara ESDM Julian Ambassadur mengatakan Kepmen terkait HBA itu sudah diteken oleh Bahlil dan akan resmi diluncurkan pada 1 Maret mendatang.

Sehingga kedepannya, para eksportir batubara dalam negeri tidak lagi menggunakan standar harga lainnya seperti Indonesia Coal Index (ICI) maupun Newcastle Coal Futures.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai Kepmen HBA tersebut.

Baca Juga: Bahlil Teken Aturan Ekspor Batubara Pakai Standar HBA

Disamping itu, Hendra bilang untuk menentukan apakah HBA bisa digunakan dalam transaksi ekspor perlu adanya alignmen perhitungan indeks-indeks yang ada sekarang dengan HBA.

"Sehingga jelas argumentasi bahwa indeks, misalnya dalam hal ini umumnya ICI, terbukti lebih rendah dari HBA itu. Karena kalau perhitungannya tergesa-gesa dan relatif parsial, tidak akan komprehensif," jelasnya saat dihubungi Kontan, Selasa (25/02).

Hendra menambahkan, IMA pada dasarnya memahami maksud pemerintah sebagai salah satu upayanya untuk meningkatkan penerimaan negara, dan retorika kedaulatan  Harga batubara Indonesia sebagai exportir terbesar di dunia.

"Namun akan perlu effort untuk meyakinkan buyer dalam aplikasi HBA sebagai referensi harga perdagangan batubara Indonesia," tambah dia.

Hal serupa juga diungkap oleh Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani.

Menurut dia, penentuan acuan harga dalam transaksi ekspor batubara adalah terkait kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam kontrak ekspor.

"Jadi kalau untuk penjualan saat ini bukan cuma ICI saja, ada beberapa acuan antara buyer and seller. Ada juga yang kontraknya justru lebih tinggi dari HBA," kata dia kepada Kontan, Selasa (25/02)

Ia juga menggarisbawahi terkait waktu keluarnya Kepmen HBA. Menurutnya, jika berlaku per 1 Maret 2025 maka akan sangat berpengaruh pada kontrak batubara yang sudah berjalan.

"Kalau berlaku 1 Maret pasti akan berpengaruh besar, terutama yang sudah existing contract," tambahnya.

Lebih jauh, penentuan HBA sebagai acuan harga diharap tidak membuat penjualan batubara menurun. Karena saat ini banyak negara tujuan ekspor yang sedang menaikan produksi dalam negeri mereka.

"Untuk membuat harga batubara indonesia kompetitif pastinya ini adalah hal yang baik. Namun disaat yang sama, kita perlu hati-hati dengan kondisi market saat ini dan mempertimbangkan dampak untuk melakukan perubahan kontrak yang sudah berjalan," tutupnya.

Sebagai tambahan, berdasarkan data IMA, saat ini terdapat lebih dari 600 perusahaan batubara aktif dan rentang kualitas batubara yang dijual bervariasi antara 2800 Gross Air Received (GAR) hingga 7000 GAR. 

Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Siapkan Aturan Eksportir Batubara Wajib Gunakan HBA

Selanjutnya: Dugaan Korupsi Pertamina Dianggap Bentuk Efek Samping dari Lemahnya Pengawasan

Menarik Dibaca: Dukung Pengelolaan Sampah, Beiersdorf Gelar Program Peduli Diri dan Lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×