CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.781   34,00   0,20%
  • IDX 8.391   -25,70   -0,31%
  • KOMPAS100 1.162   -3,45   -0,30%
  • LQ45 846   -3,58   -0,42%
  • ISSI 293   -1,02   -0,35%
  • IDX30 442   -3,16   -0,71%
  • IDXHIDIV20 513   -1,65   -0,32%
  • IDX80 131   -0,58   -0,44%
  • IDXV30 136   -0,64   -0,47%
  • IDXQ30 141   -0,29   -0,21%

Pelangi Indah Canindo (PICO) bidik pertumbuhan penjualan 10% tahun ini


Rabu, 05 Februari 2020 / 17:52 WIB
Pelangi Indah Canindo (PICO) bidik pertumbuhan penjualan 10% tahun ini
ILUSTRASI. andy.dwijayanto--PICO-Pelangi Indah Canindo (PICO)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan baja, PT Pelangi Indah Canindo Tbk menargetkan bisa membukukan penjualan sebesar Rp 800 miliar atau naik sekitar 10% dibanding proyeksi penjualan tahun lalu. 

Optimisme ini bukannya tanpa alasan. Sekretaris Perusahaan PT Pelangi Indah Canindo Tbk, Anton Hidayat memproyeksikan penjualan tahun ini memiliki prospek yang baik dan cenderung stabil.

Baca Juga: Pinjaman Bank Telat Cair, Realisasi Pabrik Baru Pelangi Indah (PICO) Mundur 2020

Asumsi ini didasarkan pada tren permintaan produk drum, kemasan kaleng, dan metal printing yang mengalami kenaikan dibanding kuartal sebelumnya akibat adanya penurunan harga baja.

Terlebih, emiten yang memiliki kode saham PICO ini tengah mengembangkan fasilitas produksi drum plastik berkapasitas 200 liter untuk menyasar pangsa pasar segmen industri kimia.

Selain itu, katalis positif positif juga berasal dari perluasan kapasitas produksi oleh beberapa pembeli besar seperti Shell Indonesia, Repsol, serta beberapa perusahaan industri kimia.

“Perluasan kapasitas produksi beberapa big customer berpotensi meningkatkan permintaan produk yang dihasilkan oleh perseroan,” ujar Anton ketika dihubungi oleh Kontan.co.id pada Rabu (5/2).

Baca Juga: Pelangi Indah Canindo (PICO) tunda penyelesaian pabrik di Marunda

Meski begitu, bisnis tahun ini bukannya tanpa hambatan. Pasalnya, penurunan harga baja sebagai bahan baku juga memicu persaingan yang lebih ketat dari segi harga jual di pasaran. 

Selain bisa menghambat perolehan penjualan bersih, hal ini juga berpotensi menggerus laba karena bisa membuat marjin yang diperoleh menjadi lebih kecil.

Menurut keterangan Anton, perseroan sendiri telah melakukan penyesuaian harga jual produk demi menjaga daya saing produk-produk perseroan di pasaran. “Penurunan harga jual sudah terealisasi sejak Januari (2020) sekitar kurang lebih 8%,” jelas Anton (05/02).

Kendati demikian, perseroan akan mengantisipasi menurunnya perolehan nilai penjualan bersih dengan meningkatkan volume penjualan minimal 10% dibanding tahun lalu guna mengejar target penjualan bersih tahun ini.

Baca Juga: Cermati Fundamental Saham Agar Terhindar Rugi Besar

Sebagai informasi, pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 593,35 miliar. Angka ini naik tipis sekitar 0,87% dari penjualan bersih pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 584,46 miliar.

Sebagian besar penjualan tersebut didominasi oleh penjualan drum baja serta baja dan komponen baja dengan nilai penjualan sebesar Rp 552,28 miliar atau setara dengan 93,01% dari total penjualan sepanjang Januari - September 2019. Sementara itu, sekitar 6,99% penjualan sisanya berasal dari penjualan metal printing, pail can, dan lain-lain.

Seiring dengan kenaikan pada penjualan bersih, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih juga tercatat mengalami kenaikan sekitar 14,26 secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 14,19 miliar pada kuartal III 2018 menjadi Rp 16,27 miliar pada kuartal III 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×