kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Pelarangan mi instan indikasi perang dagang?


Senin, 11 Oktober 2010 / 14:01 WIB
Pelarangan mi instan indikasi perang dagang?
ILUSTRASI. Casio G Shock GA-700


Reporter: Asnil Bambani Amri |



JAKARTA. Penolakan mi instan produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang masuk ke Taiwan mengindikasikan adanya persaingan pasar mi instan di negara itu. Pasalnya, mi instan dari Indonesia mengalami kenaikan ekspor karena jumlah konsumsinya yang meningkat.

“Bayangkan konsumennya saja dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa mencapai 150.000 orang, belum termasuk orang-orang yang ada disekitarnya,” kata Bambang Mulyatno, Kepala Bidang Perdagangan, Kantor Dagang dan ekonomi Indonesia di Taipei disela-sela rapat kerja di komisi VI DRP RI di Jakarta, Senin (11/10).

Bambang yang mengindikasikan adanya perang dagang itu menegaskan, jumlah konsumsi mi instan dari Indonesia tersebut mengalami peningkatan karena citarasanya yang gurih. “Karena produk Indonesia dengan produk mereka (Taiwan) berbeda, produk Indonesia itu lebih gurih,” jelas Bambang. Sayangnya, ia tidak memerinci peningkatan konsumsi tersebut.

Naiknya konsumsi mie instan dari Indonesia itulah yang membuat industri mi instan yang ada di Taiwan gerah. Sehingga, asumsi Bambang, motif persaingan bisnis menimbulkan adanya penolakan masuknya produk mi instan yang diproduksi Indofood ke Taiwan. “Toko-toko disana sekarang tidak berani menjual mi instan Indofood,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×