kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pelarangan mi instan indikasi perang dagang?


Senin, 11 Oktober 2010 / 14:01 WIB
Pelarangan mi instan indikasi perang dagang?
ILUSTRASI. Casio G Shock GA-700


Reporter: Asnil Bambani Amri |



JAKARTA. Penolakan mi instan produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang masuk ke Taiwan mengindikasikan adanya persaingan pasar mi instan di negara itu. Pasalnya, mi instan dari Indonesia mengalami kenaikan ekspor karena jumlah konsumsinya yang meningkat.

“Bayangkan konsumennya saja dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa mencapai 150.000 orang, belum termasuk orang-orang yang ada disekitarnya,” kata Bambang Mulyatno, Kepala Bidang Perdagangan, Kantor Dagang dan ekonomi Indonesia di Taipei disela-sela rapat kerja di komisi VI DRP RI di Jakarta, Senin (11/10).

Bambang yang mengindikasikan adanya perang dagang itu menegaskan, jumlah konsumsi mi instan dari Indonesia tersebut mengalami peningkatan karena citarasanya yang gurih. “Karena produk Indonesia dengan produk mereka (Taiwan) berbeda, produk Indonesia itu lebih gurih,” jelas Bambang. Sayangnya, ia tidak memerinci peningkatan konsumsi tersebut.

Naiknya konsumsi mie instan dari Indonesia itulah yang membuat industri mi instan yang ada di Taiwan gerah. Sehingga, asumsi Bambang, motif persaingan bisnis menimbulkan adanya penolakan masuknya produk mi instan yang diproduksi Indofood ke Taiwan. “Toko-toko disana sekarang tidak berani menjual mi instan Indofood,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×