kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Pelemahan rupiah bisa gerus laba FAST


Rabu, 20 Mei 2015 / 22:25 WIB
Pelemahan rupiah bisa gerus laba FAST
ILUSTRASI. Red Bull memiliki tim balapan Formula 1, yakni Red Bull Racing dan Scuderia Alpha Tauri


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (AS) masih berlanjut. Tercatat nilai tukar rupiah terhadap dollar pada hari ini masih di rentang harga Rp 13.000 per dollar AS.

Jika pelemahan rupiah tersebut terus berlangsung, pelaku bisnis yang mengandalkan bahan baku impor bakal semakin terbebani. Hal tersebut diakui Justinus D. Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).

Kata dia, pelemahan rupiah akan berpengaruh terhadap supplier ayam yang merupakan bahan baku utama Kentucky Friend Chicken. Harga ayam dari para supplier tersebut pun akan meningkat sehingga mau tidak mau perseroan pun terkena dampaknya.

Biarpun begitu, pihaknya belum berpikiran untuk menaikkan harga jual produk KFC Indonesia karena saat ini daya beli masyarakat sedang mengalami pelemahan."Kami bertahan untuk tidak menaikkan harga karena daya beli sedang menurun. Kami tetap ingin konsumen bisa menikmati KFC tanpa ragu atau merasa harganya mahal," ujar Justinus, Rabu (20/5).

Akan tetapi, jika tidak menaikkan harga, perseroan harus menanggung beban keuangan yang cukup besar. Justinus bilang, saat ini pihaknya masih menghitung berapa besar peningkatan beban biaya selisih kurs yang akan menggerus laba perseroan.

Sebelumnya, perseroan berharap bisa meningkatkan laba di tahun ini sebesar 5% dari tahun lalu.

"Dampaknya terhadap laba kami masih kami hitung, karena beban tidak hanya dari melemahnya rupiah tetapi juga dari biaya operasional, sewa, listrik, dan biaya distribusi. Apalagi kami telah ada di hampir 120 kota di Indonesia sehingga mengakibatkan biaya distribusi meningkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×