kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelindo I bangun pelabuhan internasional di Kuala Tanjung


Jumat, 04 Februari 2011 / 10:29 WIB
Pelindo I bangun pelabuhan internasional di Kuala Tanjung
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Untuk mendukung aktivitas bisnis di kawasan industri Sei Mankei, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I akan mengembangkan pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi pelabuhan internasional itu membutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun.

Direktur Pelindo I Harry Sutanto mengatakan, memang sudah saatnya Pelabuhan Kuala Tanjung dikembangkan. Sebab, kondisi pelabuhan tersebut tidak memadai untuk masuknya kapal-kapal besar. Selain itu, Pelabuhan Kuala Tanjung juga masih menyatu dengan pelabuhan milik PT Inalum.

Menurut Harry, saat ini Kuala Tanjung hanya bisa digunakan oleh kapal yang beratnya di bawah 5.000 dead weight tonnage (DWT). "Jadi nanti akan dibangun pelabuhan yang bisa digunakan oleh kapal-kapal besar," kata Harry, Rabu (2/2).

Agar kapal dengan berat 30.000 DWT hingga 40.000 DWT bisa berlabuh, Pelindo akan membangun pelabuhan itu dengan kedalaman 12 hingga 14 m. Saat ini, Pelindo masih menyusun engineering design pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Pelindo menargetkan, pembuatan desain tersebut selesai akhir tahun ini sehingga pembangunannya bisa mulai dilakukan tahun 2012. "Tapi tidak langsung jadi, karena akan disesuaikan dengan perkembangan output kawasan industri Sei Mankei" terang Harry.

Kawasan Sei Mankei adalah kawasan yang sedang dikembangkan PTPN III dan akan menjadi pusat industri hilir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Pembangunan pelabuhan ini diharapkan bisa menunjang aktivitas di kawasan Sei Mankei.

Selama ini, pengangkutan CPO dari Kuala Tanjung harus menempuh perjalanan darat 120 kilometer menuju Pelabuhan Belawan, Medan. Dari sana, CPO akan dibawa ke India, Eropa atau China.

Nah, hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan bisa mempersingkat jarak tersbeut. Kelak, aktivitas pengiriman CPO dan produk turunannya bisa langsung dari Kuala Tanjung sehingga biayanya lebih efisien.

Selain itu, hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung juga diharapkan bisa mengatasi kepadatan di Pelabuhan Belawan. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut terus meningkat hingga membutuhkan pelabuhan penyangga.

Humas Pelindo I Taufik Fadillah mengatakan, kapal yang masuk ke Pelabuhan Belawan mencapai 500 hingga 600 kapal per bulan. Dari jumlah itu sekitar 300 hingga 400 kapal masuk pelabuhan konvensional Belawan, dan sekitar 100-200 kapal masuk ke Belawan Internasional Container Terminal (BICT). "Kepadatan di Belawan terutama terjadi pada kapal yang memuat CPO," ujar Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×