Reporter: Ragil Nugroho, Ayu Utami Larasati | Editor: Test Test
Jakarta. Direktur Utama Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) Richard Joost Lino mengungkapkan kesiapan pihaknya dalam mengerjakan proyek pelabuhan peti kemas Kalibaru. Menurut Lino, Pelindo II akan membangun lima terminal sampai dengan tahun 2017.
Lima terminal terdiri dari tiga terminal kontainer dan dua terminal produk (Bahan Bakar Minyak/BBM dan gas). "Terminal pertama beroperasi pada akhir triwulan pertama 2014. Selanjutnya, pengembangan terminal dua dan tiga membutuhkan waktu total tiga tahun," ujarnya, dalam acara peluncuran logo baru Pelindo II, Rabu (22/2).
Pemancangan tiang pertama (ground breaking) akan dimulai pada April 2012. "Sambil menunggu surat Keputusan Presiden keluar, tender untuk konstruksi akan diadakan pada pekan depan," cetusnya.
Proyek pelabuhan peti kemas Kalibaru membutuhkan biaya sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Dimana, pembangunan infrastruktur menjadi tanggung jawab Pelindo II. Sedangkan penyediaan alat akan melakukan kerjasama dengan pihak asing. "Tidak menggunakan dana pemerintah sepeser pun. Dana dari kami (Pelindo II), bisa kas internal maupun pinjaman dari bank," tegasnya.
Lino bilang, Pelindo II mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk proyek pelabuhan peti kemas Kalibaru dari belanja modal Rp 4,5 triliun pada 2012. Akan tetapi, nilai itu akan berubah pasca keputusan pemerintah menunjuk Pelindo II sebagai pengelola. "Kalau surat resmi turun, tahun pertama butuh minimal Rp 3 triliun," terangnya.
PT Pelabuhan Indonesia II mencatat laba bersih selama 2011 sebesar Rp 1,6 triliun atau tumbuh 33% dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp 1,2 triliun. Peningkatan laba itu ditopang oleh melonjaknya pendapatan bersih yang tumbuh 41% menjadi Rp 5,12 triliun dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp 3,6 triliun.
Lino menambahkan, dalam dua tahun terakhir perusahaan telah melakukan perubahan-perubahan dalam kerangka mereduksi biaya logistik nasional. "Hasil kinerja bisa dilihat pendapatan 2011 tumbuh 42% dan laba bersih tumbuh hampir 30%. Saya tidak percaya, tetapi itu kenyataan," ujarnya.
Sedangkan pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih melakukan studi terkait dengan proposal rancangan pembangunan proyek pelabuhan petikemas Kalibaru Utara yang diajukan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.
Kemenhub optimis rancangan tersebut akan selesai April 2012. "Saat ini kami (tim asistensi) belum tuntas membahas proposal yang diajukan Pelindo. Masih ada beberapa penyesuaian. Namun kami tetap pada target kuartal pertama tahun ini sudah bisa dimulai groundbreaking," ujar Leon Muhammad, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub.
Salah satu poin yang masih ditinjau kembali adalah kapasitas Kalibaru yang akan dinaikkan dari semula 1,9 juta TEUs menjadi 4,5 juta TEUs. Karena kenaikan tersebut akan memicu kenaikan biaya dan tata letak Kalibaru secara keseluruhan. "Arus pelayaran yang akan diperluas dari 150 meter menjadi 300 meter juga masih akan kami cermati," tambahnya.
Selain itu, dalam skema usulan Pelindo II akan ada reklamasi pantai secara total dan membangun seaway atau jembatan layang. Sedangkan Kemenhub tidak menginginkan adanya reklamasi total.
Setelah membatalkan skema lelang pengerjaan proyek Kalibaru, pihak Kemenhub juga menyatakan rancangan pelabuhan versi mereka tidak berlaku lagi. Kemenhub memberikan kesempatan kepada Pelindo II, selaku pihak yang ditugasi mengerjakan Kalibaru, untuk mengajukan proposal rancangan pelabuhan tersebut. "Namun untuk rancangan final akan digabung antara kedua belah pihak. Tujuannya win-win solution," ujar Leon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News