Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Titah Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan fasilitas produksi gas Lapangan Abadi, Blok Masela di darat mendatangkan peluang bagi beberapa perusahaan dalam negeri. Entah itu potensi pemasok pipa, hingga peluang menguasai sebagian saham Blok Masela.
Presiden Direktur Bakrie Pipe Industries, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyatakan, secara umum produsen pipa minyak dan gas (migas) akan diuntungkan dengan skema onshore proyek Kilang Masela. Terutama bila operator Masela, yakni Inpex Masela Ltd memilih menggunakan pipa buatan lokal termasuk pipa buatan Bakrie Pipe Industries.
Dia menandaskan, Bakrie Pipe siap mengikuti tender yang akan diadakan Inpex. "Kami siap mengikuti prosedur yang ada. Kami akan ikut dalam tender," ujarnya kepada KONTAN, pekan lalu.
Dia optimistis Bakrie Pipe bisa memasok kebutuhan pipa Blok Masela. Alasannya, Grup Bakrie berpengalaman di bisnis pipa migas karena menggeluti bisnis ini sejak tahun 1959.
Saat ini produksi pipa baja Bakrie Pipe sekitar 147.000 ton-180.000 ton per tahun. "Kami tentu mampu mengerjakan itu," ujarnya.
Mas Wigrantoro memperkirakan, proyek pembangunan Kilang Blok Masela akan dimulai lagi pada dua hingga tiga tahun mendatang. Sebab operator minyak dan gas itu harus menghitung anggaran, studi, dan membuat proposal pengembangan baru.
Pertamina incar 20%
Jika Bakrie Pipe mengincar proyek pengadaan jaringan pipa, PT Pertamina juga berminat masuk sebagai partisipan untuk mengelola blok ini. Istilahnya farm in di proyek Masela.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menyebutkan untuk mempertemukan niat pertamina ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.(SKK Migas) sudah mempertemukan Pertamina dengan Inpex.
Dwi mengklaim Inpex bahkan telah memberikan kesempatan kepada Pertamina mempelajari data-data Blok Masela. "Nanti apabila sudah ada data akan kami pelajari dan bicara lebih lanjut kepada Inpex maupun Shell berapa persen Pertamina akan diberi kesempatan," ujar Dwi.
Harapannya, proses pembicaraan dengan Inpex dan Shell berlangsung lancar sehingga keinginan Pertamina memiliki 20% saham di Blok Masela bisa terlaksana.
Bila Pertamina ingin membeli 20% saham Masela, maka harus menyediakan dana sekitar US$ 626 juta atau lebih dari Rp 6 triliun. Angka itu dengan asumsi penjualan saham Blok Masela oleh PT Energi Mega Persada Tbk pada 2013 sebesar 10% dengan harga US$ 313 juta.
Niat Pertamina ikut di Blok Masela lantaran melihat cadangan gas yang cukup besar yakni 10,73 triliun cubic feet (tcf). Selain itu, langkah bisnis ini mengikuti arahan Presiden Joko Widodo agar pemanfaatan blok tersebut bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan nasional.
Pertamina berharap bisa mendapatkan hak partisipasi 20% sebelum penentuan final investment decision (FID) Blok Masela, tahun 2018. "Tapi tentu saja nanti tergantung Inpex dan Shell," kata Dwi.
Sementara itu, Manager Communication and Relation Inpex, Usman Slamet menerangkan, saat ini hubungan Inpex dengan Pertamina sudah terjalin lama di banyak joint venture. "Soal farm in di Masela, masih dalam proses mempelajari fakta yang ada. Jadi tunggu saja dulu," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News