kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.524.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 16.200   -100,00   -0,62%
  • IDX 7.163   83,30   1,18%
  • KOMPAS100 1.069   11,81   1,12%
  • LQ45 837   10,56   1,28%
  • ISSI 216   0,73   0,34%
  • IDX30 429   5,85   1,38%
  • IDXHIDIV20 517   5,46   1,07%
  • IDX80 122   1,47   1,22%
  • IDXV30 126   0,22   0,17%
  • IDXQ30 143   1,38   0,97%

Peluang bisnis industri farmasi tetap positif saat pandemi virus corona


Senin, 18 Mei 2020 / 16:05 WIB
Peluang bisnis industri farmasi tetap positif saat pandemi virus corona
ILUSTRASI. Kalbe Learning Center KONTAN/Baihaki/6/2/2019


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri farmasi tercatat tetap melakukan pengembangan bisnis bahkan ekspansi di tahun ini. Wabah covid-19 yang melanda dunia, ditengarai menjadi peluang bagi sektor bisnis ini dimana permintaan akan alat kesehatan dan multivitamin mengalami peningkatan.

Perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) misalnya, tetap melanjutkan rencana anggaran belanja modal (capex) perseroan yang telah ditetapkan awal tahun ini. Vidjongtius, Direktur Utama KLBF mengatakan bahwa capex perseroan saat ini tetap sama dengan rencana di awal tahun yakni Rp 1 triliun.

Baca Juga: Dapat restu pemegang saham, Kalbe Farma (KLBF) tebar dividen Rp 937 miliar

Penyerapannya untuk relokasi dan pembangunan pabrik baru, rinciannya yakni pembangunan relokasi pabrik baru dari entitas anak usaha PT Bintang Toedjoe dan PT Saka Farma ke Cikarang, serta pembangunan gudang untuk entitas anak usaha Enseval Putera Mega Trading dan Global Chemindo Megatrading.

"(Untuk relokasi) diperkirakan di semester kedua ini rampung," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat lalu (15/5). Sementara dari segi kapasitas produksi eksisting saat ini belum ada rencana penambahan lagi, lantaran masih memiliki ruang kapasitas yang cukup untuk menunjang kegiatan produksi.

Beberapa produk multivitamin Kalbe permintaannya di pasaran diakui manajemen meningkat hingga dua kali lipat saat pandemi di umumkan di Indonesia Maret lalu. Selain itu, penjualan produk herbal seperti Bejo Jahe Merah produksi anak usaha, PT Bintang Toedjo diperkirakan meningkat hingga 10%-15%.

Permintaan multivitamin yang laris turut dirasakan PT Phapros Tbk (PEHA). Perusahaan plat merah tersebut bahkan berencana memproduksi hingga 1 juta boks multivitamin merek Becefort di tahun 2020 ini.

Baca Juga: Phapros (PEHA) mengembangkan bisnis alat kesehatan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×