kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Peluang Emas! Indonesia Gandeng Amerika Sektor Mineral Kritis


Rabu, 09 April 2025 / 13:53 WIB
Peluang Emas! Indonesia Gandeng Amerika Sektor Mineral Kritis
ILUSTRASI. Kerja sama Indonesia di sektor mineral terutama di sektor mineral kritis dengan Amerika Serikat (AS) memiliki peluang untuk dilakukan.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerja sama Indonesia di sektor mineral terutama di sektor mineral kritis dengan Amerika Serikat (AS) menurut Dewan Energi Nasional (DEN) memiliki peluang untuk dilakukan.

Menurut Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (DEN) Musri MT, Indonesia memiliki cadangan mineral kritis  yang dibutuhkan oleh industri khususnya untuk industri elektronik dan teknologi di AS.

"Secara geologi, kalau terkait mineral kritis ini ada beberapa bahan galian mineral yang terkait dengan industri. Khususnya industri komponen, misal komponen handphone, ini kan peralatan energi, banyak menggunakan mineral kritis," kata Musri, saat ditemui Kontan di kantor ESDM, Rabu (09/04).

Baca Juga: Indonesia dan Kanada Teken MoU Kerja Sama Mineral Kritis dan Transisi Energi

Lebih lanjut Musri bilang Indonesia masih membutuhkan investasi dalam pengembangan mineral kritis. Namun kerja sama ini tidak terpaku hanya untuk Amerika.

"Tapi yang pasti karena kita butuh investasi, maka diperlukan kerja sama dengan pihak manapun, tidak hanya Amerika," ungkapnya.

Anggota Pemangku Pementingan Dewan Energi Nasional (DEN) Musri MT

Musri juga menjelaskan, Indonesia memiliki hampir semua mineral kritis dunia. Namun masih diperlukan penelitian terkait kelayakan hingga potensi pengembangannya dalam teknologi.

"Kita memiliki hampir semua mineral kritis. Tapi kalau kita bicara dalam industri pengelolaan mineral, itu selalu nanti larinya kepada masalah kelayakan dan sejauh mana dengan teknologi saat ini dapat dikembangkan," jelasnya.

Asal tahu saja, sebelumnya potensi kerja sama mineral kritis untuk industri dengan AS diungkap oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, Presiden Prabowo telah memberikan 'lampu hijau' untuk kerja sama kritikal mineral lebih lanjut.

Baca Juga: Kementerian ESDM Gandeng Eramet Studi dan Eksplorasi Mineral Kritis

"Mereka mempertanyakan soal kritikal mineral, dan saya sudah jawab kemarin Presiden sudah berikan green light," kata Luhut dalam acara Sarasehan yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (08/04).

Menurut Luhut, pemerintah AS sangat membutuhkan pasokan mineral kritis untuk perkembangan industri mereka dan Indonesia dinilai bisa memenuhi kebutuhan negeri Paman Sam itu.

Potensi kerja sama ini juga mencuat setelah Presiden AS, Donald Trump menerapkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik kepada banyak negara di dunia.

"Kita mau kerja sama dengan kritikal mineral karena mereka (AS) sangat butuh, dan kita sudah punya pengalaman di situ dan kita tidak perlu ragu," tutup Luhut. 

Selanjutnya: Pelemahan Rupiah Picu Risiko Kurs, Asuransi Umum Harus Perkuat Retensi dan Modal

Menarik Dibaca: Dominan Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (10/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×