Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan pembangkit listrik diprediksi akan terus berkurang. Tahun depan, pemakaian BBM untuk kebutuhan setrum tersebut diharapkan berkurang 27% dibandingkan tahun ini.
Jarman, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM bilang, konsumsi BBM untuk pembangkit tahun ini mencapai 7,31 juta kiloliter (kl). Tahun depan, konsumsi BBM diharapkan bisa menjadi 5,76 juta kl.
Tahun ini, porsi pemakaian BBM untuk pembangkit listrik mencapai 13,83% dari total pembangkit. Tahun depan, porsi pemakaian BBM untuk keburtuhan pembangkit listrik dipatoko hanya 9,7%. "Tahun depan kami target pemakaian BBM menjadi single digit," kata Jarman kepada KONTAN, Rabu (6/6).
Volume pemakaian BBM untuk pembangkit pada tahun depan terdiri dari pemakaian oleh PT PLN sebanyak 5,67 juta kl, sisanya digunakan pengembang swasta sebesar 0,09 juta kl. Untuk pemakaian BBM tahun ini, sebanyak 7,22 juta kiloliter digunakan PLN, sisanya sebesar 0,09 juta kl digunakan swasta.
Menurut Jarman, tahun ini pemerintah mencanangkan wilayah Jawa bebas BBM. "Penghematan ini akan digunakan untuk wilayah di Luar Jawa yang membutuhkan tambahan BBM. Pokoknya tahun ini kami harapkan penggunaan BBM tak lebih dari asumsi APBN," lanjut Jarman.
Pembangkit diesel di Jawa bisa dimatikan pada pertengahan tahun nanti bersama beroperasinya FSRU Jawa Barat. Saat ini, PLN juga sudah menonaktifkan PLTGU Tambaklorok setelah PLTU Tanjung Jati B beroperasi. Pembangkit tersebut baru akan dioperasikan kembali setelah mendapat pasokan gas dari Lapangan Gundih dan Lapangan Kepodang pada 2014.
Selanjutnya, pemerintah menargetkan pengurangan BBM juga di Bali dan Sumatera. Untuk wilayah Bali, konsumsi BBM oleh pembangkit akan berkurang setelah rampungnya kabel transmisi bawah laut Jawa-Bali pada September nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News